Mengerti.id - Jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, film animasi Merah Putih: One For All menjadi sorotan publik, terutama setelah sutradara film animasi sukses Jumbo, Ryan Adriandhy, memberikan komentar di media sosial X yang dinilai menyinggung kualitas film tersebut.
Disutradarai Endiarto dan Bintang Takari, yang juga menulis naskahnya, Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo. Film berdurasi 70 menit ini mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Misi mereka adalah menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan.
Dilansir dari kanal YouTube Historika Film pada Jumat, 8 Agustus 2025, ketegangan terjadi ketika bendera hilang tiga hari sebelum upacara. Petualangan mereka membawa penonton ke hutan, sungai, dan badai, sambil mengatasi perbedaan demi mengibarkan bendera di hari bersejarah.
Biaya Tinggi, Kualitas Dipertanyakan
Menurut beberapa sumber, biaya produksi film ini diperkirakan mencapai Rp6,7 miliar hingga Rp8 miliar dengan waktu pengerjaan kurang dari dua bulan sejak Juni 2025. Kritik muncul setelah diketahui sebagian aset karakter dibeli dari pihak ketiga dengan harga relatif murah.
Banyak warganet membandingkan kualitasnya dengan Jumbo yang sukses besar dan memecahkan rekor jumlah penonton, menyebut visual Merah Putih: One For All mirip proyek sekolah.
Sindiran Ryan Adriandhy
Melalui akun X pada Jumat, 8 Agustus 2025, Ryan menulis: "Kita upayakan terus yang bagus semampunya. Terus, terus, sampai akhirnya, yang dibuat dengan niat tidak tulus dan cara asal-asalan semakin tersingkirkan dan tidak punya alasan untuk minta didukung. Memang perlu yang gelap untuk tahu masa depan animasi Indonesia bisa terang."
Ia menambahkan: "Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik."
Meski disindir dan dikritik, Merah Putih: One For All tetap dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025, mengandalkan tema nasionalisme dan keberagaman budaya Indonesia.***