Mengerti.id - Microsoft mengumumkan terobosan baru dalam teknologi pendinginan chip kecerdasan buatan (AI) melalui metode microfluidics. Langkah ini dinilai dapat mengubah cara chip AI didinginkan di pusat data sekaligus menjawab tantangan besar dalam industri AI yang berkembang pesat.
Menurut pengumuman resmi Microsoft pada 22 September 2025, teknologi ini menggunakan saluran kecil yang diukir langsung pada chip silikon untuk memungkinkan cairan pendingin mengalir tepat di area yang menghasilkan panas. Hasil uji laboratorium menunjukkan pendinginan hingga tiga kali lebih efektif dibanding metode cold plates tradisional.
Dilansir dari laman resmi Microsoft, sistem pendinginan ini mampu mengurangi kenaikan suhu puncak silikon hingga 65 persen. Pencapaian tersebut dinilai signifikan dalam menjaga stabilitas chip yang kian padat daya.
Microsoft tidak sendiri dalam mengembangkan teknologi ini. Perusahaan bekerja sama dengan startup asal Swiss, Corintis, untuk merancang desain saluran microfluidics yang terinspirasi dari alam, menyerupai urat pada daun atau sayap kupu-kupu.
Dengan bantuan kecerdasan buatan, Microsoft mampu memetakan tanda panas pada chip secara detail. Cairan pendingin kemudian diarahkan secara presisi ke titik-titik paling panas.
"Microfluidics memungkinkan desain yang lebih padat daya dengan fitur yang lebih banyak, performa lebih baik, dan ruang yang lebih kecil," ujar Judy Priest, Corporate Vice President sekaligus Chief Technical Officer Cloud Operations and Innovation Microsoft.
Saluran mikro ini memiliki ukuran setara dengan rambut manusia. Karena itu, dibutuhkan rekayasa presisi tinggi agar sirkulasi cairan mencukupi tanpa melemahkan struktur silikon.
Menurut laporan Techstartups.com, dalam satu tahun terakhir Microsoft telah menghasilkan empat iterasi desain untuk menyempurnakan teknologi pendinginan ini.
Terobosan ini menjadi salah satu jawaban atas meningkatnya konsumsi energi pusat data akibat pesatnya permintaan pemrosesan AI. Pendinginan efisien sangat dibutuhkan untuk menjaga performa sekaligus mengurangi biaya energi.
Selain itu, teknologi microfluidics juga memberi peluang untuk menghasilkan chip dengan performa lebih tinggi tanpa harus memperluas ruang fisik pusat data.
Penerapan sistem ini dapat membantu Microsoft dan penyedia layanan cloud lainnya menghadapi tantangan lingkungan terkait emisi karbon dari infrastruktur digital.
Kerja sama dengan Corintis menegaskan bahwa inovasi lintas perusahaan menjadi kunci dalam mendorong efisiensi teknologi AI di masa depan. Dengan pendinginan yang lebih baik, prosesor AI dapat dirancang lebih canggih untuk mendukung kebutuhan pengguna, mulai dari bisnis hingga riset ilmiah. Microsoft menilai microfluidics bukan sekadar solusi teknis, melainkan pondasi untuk masa depan data center yang lebih hemat energi dan berkelanjutan.***