Ilmuwan China Ungkap Penyebab Tanah di Sisi Jauh Bulan Lebih Lengket

photo author
- Rabu, 26 November 2025 | 09:00 WIB
Temuan ilmiah terbaru China berikan landasan teoritis bagi konstruksi dan eksplorasi sumber daya di permukaan bulan. (pixabay/Ponciano)
Temuan ilmiah terbaru China berikan landasan teoritis bagi konstruksi dan eksplorasi sumber daya di permukaan bulan. (pixabay/Ponciano)

Mengerti.id - Peneliti China berhasil memecahkan misteri terkait sifat tanah di sisi jauh bulan yang ternyata jauh lebih lengket dibanding material dari sisi dekat. Temuan ini memiliki implikasi besar bagi rencana pembangunan fasilitas di permukaan bulan pada masa mendatang.

Penelitian yang diterbitkan pada Senin dalam jurnal Nature Astronomy mengungkap bahwa sampel tanah yang dikumpulkan misi Chang’e 6 dari sisi jauh bulan menunjukkan perilaku fisik menyerupai tanah kebun yang lembap, berbeda dengan tanah berpasir longgar yang diambil dari sisi dekat. Para ilmuwan dari Institute of Geology and Geophysics di bawah Chinese Academy of Sciences menyimpulkan bahwa kelengketan tersebut disebabkan oleh kombinasi partikel yang sangat halus namun memiliki bentuk bergerigi dan tidak beraturan.

Penelusuran ini berawal pada Juni 2024, ketika Hu Hao, perancang utama misi Chang’e 6, mengamati bahwa sampel dari South Pole–Aitken Basin terlihat "slightly more viscous and somewhat clumpier" dibandingkan material dari misi sebelumnya. Probe Chang’e 6 membawa pulang 1.935,3 gram sampel bulan pada 25 Juni 2024, menjadikannya misi pertama yang mengambil material dari sisi jauh bulan.

Melalui pemindaian CT beresolusi tinggi terhadap lebih dari 290.000 butir tanah secara individual, tim peneliti yang dipimpin Qi Shengwen menemukan bahwa partikel di sisi jauh berukuran rata-rata hanya 48,4 mikron, namun memiliki bentuk bergerigi dan sangat tajam. Menurut Qi, kombinasi ini menciptakan kondisi ideal bagi sifat lengket tersebut.

"Ini tidak biasa," kata Qi seperti dikutip China Daily. "Biasanya, partikel yang lebih halus berbentuk lebih bulat. Namun, tanah Chang’e 6, meskipun halus, memiliki bentuk yang lebih kompleks."

Kekasaran struktur partikel meningkatkan gesekan antarbutir, membuat material saling mengunci. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel tersebut menjadi dipengaruhi gaya-gaya lemah seperti listrik statis dan gaya Van der Waals yang membuat molekul saling tarik menarik secara alami. Para peneliti berpendapat bahwa fenomena ini dapat berasal dari kandungan mineral feldspar yang lebih rapuh serta dampak weathering ruang angkasa yang lebih kuat di sisi jauh bulan.

Penemuan ini terjadi bersamaan dengan percepatan ambisi lunar China, termasuk rencana mendaratkan astronaut di bulan sebelum 2030 dan mendirikan model awal International Lunar Research Station pada 2035. "Hasil penelitian ini akan menjadi landasan teoretis penting bagi pembangunan basis lunar dan pengembangan sumber daya bulan," ujar Qi sebagaimana dikutip Xinhua, meski ia menambahkan bahwa penggunaan material tanah lengket ini sebagai bahan konstruksi masih membutuhkan verifikasi lanjutan.

Penelitian tersebut memberikan penjelasan sistematis pertama tentang sifat kohesif tanah Chang’e 6 dari perspektif mekanika granular, menawarkan wawasan penting untuk misi eksplorasi bulan berikutnya terutama dalam pemanfaatan sumber daya lokal dan konstruksi di permukaan bulan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X