Mengerti.id – Serial adaptasi live action dari manga sekaligus anime One Piece sukses ditayangkan Netflix pada 31 Agustus 2023 lalu.
Namun baru beberapa hari dirilis, serial adaptasi One Piece karya Eiichiro Oda ini rupanya sanggup menjajaki serial populer Netflix dengan peraihan rating yang cukup tinggi.
Netizen kemudian beramai-ramai memberikan tanggapan dan sambutan yang antusias bagi One Piece di berbagai sosial media.
Sebelum resmi ditayangkan, topik penggarapan live action dari manga tersebut memang telah menjadi buah bibir penggemar selama satu tahun terakhir.
Baca Juga: Sinopsis Drakor A Time Called You, Serial Time Traveler Cinta Segitiga yang Dibintangi Ahn Hyo Seop
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, sebab, One Piece merupakan manga dengan desain karakter yang dirasa cukup sulit diadaptasi ke dalam bentuk manusia.
Banyak orang yang kemudian menaruh rasa skeptis atas rencana penggarapan serial One Piece, terlebih serial ini akan ditayangkan oleh Netflix yang dianggap gemar merubah poin-poin dari cerita aslinya.
Namun meskipun menjadi perbincangan secara online, proyek adaptasi ini tetap dijalankan di bawah pengawasan sang mangaka.
Walaupun pada faktanya serial ini diawasi oleh Oda, kekhawatiran masih dapat dirasakan para penggemar selama proses pembuatan berlangsung.
Pasalnya, ada sebuah kutukan yang banyak dikenal sebagai live action curse atau kutukan live action, di mana kutukan ini banyak menimpa serial adaptasi live action dari manga atau anime.
seBaca Juga: Kapan Boruto Episode 294 Tayang? Ini Alasan Dibalik Tertundanya Serial TV Tokyo Boruto Naruto Next Generation
Kutukan ini dianggap sebagai pertanda buruk serta kegagalan rumah produksi dalam proses eksekusi film.
Hal ini kemudian berujung pada rendahnya rating dan kerugian dari sisi materil. Banyak orang yang melontarkan protes karena serial live action yang dibuat malah menghancurkan bayangan orang-orang terhadap anime aslinya.
Dari sudut pandangan kutukan ini, versi live action akan selalu jauh lebih buruk dibandingkan versi anime atau manga, karena anime yang bersifat fantasi memang sulit divisualisasikan.