Mengerti.id - Film Perang Kota membawa penonton ke Jakarta tahun 1946, satu tahun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Meskipun proklamasi sudah dikumandangkan, kekuasaan di kota masih dikuasai Inggris, Belanda, dan tentara Gurkha.
Situasi tersebut menciptakan kekacauan dan ketegangan di tengah masyarakat Jakarta pasca kemerdekaan. Film ini tidak hanya menyoroti perang fisik, tetapi juga konflik batin dan drama personal para tokohnya.
Disutradarai Mouly Surya, Perang Kota mengangkat cerita tentang perjuangan, pengkhianatan, cinta, dan trauma perang. Film ini diadaptasi dari novel klasik karya Mochtar Lubis berjudul Jalan Tak Ada Ujung.
Simak sinopsis, fakta menarik, hingga daftar pemain film yang tengah tayang di bioskop Indonesia ini.
Sinopsis Film Perang Kota
Perang Kota berpusat pada Isa, seorang guru sekolah dasar berusia 35 tahun yang juga mantan pejuang kemerdekaan. Isa mengalami trauma berat akibat perang, yang berdampak pada kehidupan pribadinya, termasuk menyebabkan impotensi.
Isa hidup bersama istrinya, Fatimah, yang merasa kesepian karena jarak emosional di antara mereka. Dalam perjuangannya, Isa kembali terlibat dengan gerakan revolusioner melawan penjajah.
Isa bertemu Hazil, murid biola yang masih muda, bersemangat, dan menjadi bagian dari kelompok pejuang. Namun, hubungan Hazil dan Fatimah berkembang menjadi perselingkuhan yang rumit dan melahirkan banyak konflik.
Fatimah akhirnya hamil dari Hazil, sementara Isa memilih menerima bayi itu sebagai anaknya sendiri. Namun, drama makin rumit saat Hazil berkhianat tidak hanya dalam cinta, tetapi juga dalam perjuangan.
Hazil membocorkan informasi penting kepada musuh, mengkhianati Isa dan gerakan kemerdekaan. Film ini memadukan drama personal, ketegangan perang, dan perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan.
Fakta Menarik Film Perang Kota
Perang Kota diadaptasi dari novel legendaris Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Novel ini lebih menekankan konflik batin, dilema moral, dan trauma dibandingkan sekadar aksi perang.
Film berlatar Jakarta tahun 1946, memperlihatkan kekacauan akibat kehadiran pasukan asing di kota. Menggunakan format layar 4:3, film ini menghadirkan nuansa klasik dan atmosfer sejarah yang lebih kental.
Teknologi Dolby Atmos dipakai untuk menghadirkan pengalaman suara yang lebih nyata dan mendebarkan. Suara tembakan, ledakan, dan suasana perang terasa sangat hidup di dalam bioskop.
Casting film ini memakan waktu tujuh tahun, menunjukkan dedikasi tinggi dalam memilih aktor terbaik. Uniknya, Jerome Kurnia mendapatkan peran Hazil melalui pesan langsung di Instagram.
Film ini sudah diputar lebih dahulu di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025 pada Februari. Selain di Indonesia, Perang Kota juga akan tayang di Belanda, Belgia, dan Luksemburg.
