entertainment

Penjelasan Ending The Great Flood, Film Fiksi Ilmiah yang Dibintangi Kim Da Mi dan Park Hae Soo

Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:31 WIB
Penjelasan ending film Korea The Great Flood. (Kolase Instagram/@netflixkcontent)

3. Nasib Son Hee jo di Akhir Film

Son Hee jo pada awalnya hanyalah alat dalam sistem besar penyelamatan umat manusia. Perannya sebatas mengarahkan An na menuju titik evakuasi.

Setelah tugasnya selesai, ia dieksekusi di dunia nyata tanpa ampun. Hal ini menegaskan bahwa nyawa manusia dianggap dapat dikorbankan.

Dalam simulasi, Hee jo muncul sebagai refleksi memori An na. Ia membawa trauma masa kecilnya sendiri tentang pengabaian.

Ketika kebenaran terungkap, Hee jo memilih membantu An na menemukan Ja in. Namun, kesadarannya tidak disimpan dan lenyap saat simulasi berakhir.

4. Keberhasilan An na Menemukan Ja in

Perjalanan An na dalam simulasi berlangsung selama puluhan ribu siklus. Setiap pengulangan selalu berakhir dengan kegagalan dan kehilangan.

Secara perlahan, An na tidak lagi mengingat lewat logika. Ia mulai mengingat melalui perasaan dan naluri keibuannya.

Keputusan mengikuti insting membawanya ke tempat Ja in bersembunyi sejak awal. Tempat itu adalah lokasi yang ia janjikan kepada Ja in di dunia nyata.

Pertemuan mereka membuktikan bahwa cinta lebih kuat dari mekanisme rasional. Pada saat itulah simulasi dinyatakan berhasil dan siklus dihentikan.

5. Makna Ending The Great Flood

Ending film ini menunjukkan kebangkitan dunia, bukan sekadar kelangsungan hidup individu. An na dan Ja in terlahir kembali dalam tubuh baru di sebuah pesawat luar angkasa.

Mereka membawa memori emosional sebagai fondasi umat manusia berikutnya. Emosi menjadi inti peradaban baru, bukan kecerdasan semata.

Kehadiran banyak kapal lain menandakan eksperimen serupa berhasil di tempat lain. Dunia baru dibangun dari ikatan ibu dan anak.

Film ini menegaskan bahwa cinta, pengorbanan, dan pilihan emosional adalah esensi manusia. Inilah pesan utama yang mengakhiri The Great Flood.

Ending The Great Flood menghadirkan penutup yang reflektif dan emosional, jauh dari sekadar kisah bencana. Film ini menegaskan bahwa kemanusiaan bertahan bukan karena teknologi, melainkan karena cinta dan ingatan emosional.***

Halaman:

Tags

Terkini