Mengerti.id - Rabu Wekasan menurut masyarakat Jawa merupakan Rabu terakhir di bulan Safar yang dipercaya bahwa tuhan menurunkan banyak cobaan pada hari tersebut.
Sehingga masyarakat akan melakukan ritual tertentu agar terhindar dari berbagai macam bala' yang diturunkan pada Rabu Wekasan.
Ritual yang dilakukan seperti membaca do'a, melakukan shalat sunnah, mengadakan pengajian, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Anak Lahir saat Rabu Wekasan? Inilah Mitos dan Tradisinya
Meskipun dalam ajaran Islam tidak ada bulan tertentu yang membawa kesialan, faktor akulturasi budaya Jawa dengan Islam menjadikan fenomena Rabu Wekasan banyak dipercayai oleh masyarakat.
Banyak mitos dan kepercayaan beredar di masyarakat tentang Rabu Wekasan ini, simak penjelasannya berikut ini.
1. Diturunkannya 320 Ribu Bencana
Menurut KH. Hamid Kudus dalam kitabnya yang berjudul Kanz al-Najah menjelaskan bahwa pada hari Rabu terakhir di bukan Safar, Allah menurunkan 320 ribu bencana, sehingga pada saat itu menjadi hari tersulit dalam setahun.
Disarankan untuk memperbanyak amalan baik dan doa pada hari tersebut, sebagaimana dikutip Mengerti.id dari Jurnal Theologia Institut Agama Islam Negeri Kudus yang berjudul "Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH. Abdul Hamid dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur" pada 2 Desember 2019.
Baca Juga: Mitos Gunung Pegat di Jateng dan Jawa Timur: Pasangan yang Melintas Bisa Pisah?
2. Larangan Keluar Rumah
Pada hari Rabu Wekasan yang dipercaya masyarakat jawa sebagai hari diturunkannya bala' dan penyakit, oleh karena itu disarankan untuk mengurangi aktifitas di luar rumah jika tidak ingin mendapat kesialan.
3. Larangan Menikah
Pada hari Rabu terakhir di bulan Safar tersebut masyarakat Jawa menghindari untuk mengadakan pernikahan.