Mengerti.id – Bakteri Mycoplasma pneumoniae pada umumnya menyebabkan infeksi yang menyerang sistem pernapasan.
Beberapa waktu lalu sekitar bulan Oktober dan November terdapat enam anak yang terkonfirmasi mengalami infeksi Bakteri Mycoplasma pneumoniae dan telah dinyatakan sembuh.
Bakteri Mycoplasma pneumoniae ternyata merusak lapisan sistem pernapasan termasuk tenggorokan, paru-paru dan batang tenggorok.
Keberadaannya bisa di hidung atau tenggorokan dalam jangka waktu tertentu dan tidak disadari karena tanpa ada sakit yang dirasakan.
Baca Juga: Penyakit Sifilis Disebabkan Oleh Bakteri Apa dan Cara Sembuhnya Bagaimana?
Penyebaran bakteri M. pneumoniae bisa terjadi melalui batuk atau bersin dan lebih mudah terjadi pada sekelompok orang yang tinggal bersama atau menghabiskan waktu cukup lama.
Oleh karena itu, wabah M. pneumoniae sebagian besar terjadi di tempat ramai seperti sekolah, asrama, fasilitas pelatihan dan perawatan jangka panjang.
Tidak menutup kemungkinan, infeksi yang disebabkan oleh M. pneumoniae ini juga terjadi di rumah sakit.
Apa saja tanda atau gejala yang bisa terdeteksi agar bisa dilakukan upaya penanganan sedini mungkin?
Ketika seseorang terinfeksi Mycoplasma, akan muncul gejala setelah 1 hingga 4 minggu dengan gejala berupa demam dan menggigil, batuk, merasa lelah serta sesak napas.
Hal ini memang mirip dengan gejala infeksi paru-paru maupun yang baru dialami masyarakat Indonesia yaitu Covid 19.
Akan tetapi gejala ini tidak separah dan semakin memburuk layaknya dua penyakit lainnya. Oleh karena ini infeksi akibat Mycoplasma sering disebut sebagai pneumonia berjalan.
Pada anak dengan usia dibawah 5 tahun, gejala infeksi Mycoplasma mungkin berbeda dengan orang dewasa.
Beberapa anak mungkin akan mengalami bersin, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, mata berair, nafas yang berbunyi seperti saat sesak atau mengi, muntah bahkan diare.