Contoh Puisi Mengenang Hari Lahir Pancasila: Penuh Motivasi dan Bermakna Mendalam!

photo author
- Rabu, 29 Mei 2024 | 18:52 WIB
Ilustrasi: Memperingati hari lahir pancasila dengan puisi. (Pexels/Dio Hasbi Kaniskoro)
Ilustrasi: Memperingati hari lahir pancasila dengan puisi. (Pexels/Dio Hasbi Kaniskoro)

Mengerti.id - Hari lahir Pancasila adalah sebuah momen untuk mengenang dan menghormati perjuangan para pemimpin tanah air dalam merumuskan dasar negara Indonesia.

Dalam memperingati hari ini, ada baiknya juga untuk mengingat lagi tentang Bhineka Tunggal Ika yang merupakan identitas nasional.

Sayangnya melihat realita yang terjadi di masyarakat, semakin sedikit rakyat yang menghidupi nilai-nilai pancasila.

Merupakan karya pribadi tim Mengerti.id, berikut sebuah puisi untuk menilik kembali esensi pancasila sekaligus kenyataan penerapannya di tanah air tercinta.

Baca Juga: 4 Puisi Bertema Hari Lahir Pancasila, Penuh Motivasi dan Semangat

Pancasila, Lima Janji, Satu Realita

Di bawah mentari dan langit biru
Dalam rajutan pemikiran para pejuang tanah air
Di tengah gemuruh gagasan para pemimpin negara
Lahirlah Pancasila, lima pilar ideologi bangsa

Lima nilai suci sarat makna dan arah tujuan
Terhimpun keadilan, persatuan, dan demokrasi
Mengayomi keberagaman, menimang keharmonisan
Sebuah teladan agung dalam setiap langkah

Namun kini lihatlah realitas kita melanda
Masih adakah rakyat yang mengingatmu
Dimanakah tokoh yang menjunjung tinggi nilaimu
Ego dan kepentingan telah mencoreng martabatmu

Sila satu, Ketuhanan yang Maha Esa
Tuhan menjadi alasan berkedok dusta
Dibalik ibadah yang tampak indah dan mulia
Permainan kotor terus bergulir maju tiada henti
Para penguasa memberi makan keakuan diri

Sila kedua, kemanusiaan yang adil yang beradab
Keadilan hanya untuk yang berkantong tebal
Kesempatan hanya milik yang kuat
Kemanusiaan terlupakan, tertelan oleh tipu daya
Yang lemah terpinggirkan, tak mampu bersuara

Persatuan Indonesia, sila ketiga
Suara yang merdu namun kini menjadi semu
Suku, agama, dan ras jadi senjata
Melupakan ikatan, tercerai berai dalam kabut kepentingan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
Sila keempat yang terkubur sedalam dasar laut
Di meja rapat, suara rakyat diabaikan dan tertindih
Kebijaksanaan terjual dalam pasar gelap
Uang bicara lebih keras daripada jeritan masyarakat

Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Mimpi indah yang menguap di tengah jalan
Yang kaya semakin makmur dan mapan
Yang miskin terjebak dalam lingkaran sengsara

Pancasila, pelepas belenggu, cerminan keadilan
Mungkinkah janji ini hanya tinggal cerita
Bukan sekadar semboyan kosong tanpa amanat
Mari renungkan dalam relung hati terdalam
Agar Indonesia kembali gagah dan tak hilang arah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukma Lydia Anggita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X