Mengerti.id – Akhir-akhir ini kasus kematian Mirna Salihin pada tahun 2016 silam, kembali menyedot perhatian publik.
Hal ini lantaran setelah penayangan film dokumenter Netflix, yang berjudul Ice Cold, menariknya ada sosok dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, yakni Dr Djaja Surya Atmadja.
Usai 7 tahun kasus tersebut ditutup, Dr Djaja Surya Atmadja masih menyakini bahwa Mirna Salihin meninggal bukan karena sianida.
Hal tersebut juga diungkapkan ketika Dr Djaja Surya Atmadja datang ke podcast dr Richard Lee.
Dalam podcast tersebut, dirinya mengungkapkan bahwa tidak ditemukan ciri-ciri atau mencium bau sianida ketika pertama kali menangani jenazah Mirna.
Dirinya juga melihat hasil temuan ahli forensik lainnya, yakni Slamet Purnomo, bahwa tidak menunjukkan ciri orang yang meninggal karena sianida.
Slamet Purnomo adalah dokter forensik yang datang ke persidangan Jessica Wongso pada 7 tahun silam.
Dari hasil pemeriksaan dr Slamet justru ditemukan adanya darah hitam di dalam lambung dan tukak atau luka lambung sudah lama.
Ketika luka lambung Mirna itu diambil dan diperiksa oleh ahli forensi, hasilnya adanya monosit yang berarti terdapat magh kronis.
Dr Djaja juga mengungkapkan itu berarti adanya magh kronis, atau pendarahan lambung, dan tidak cocok dengan sianida.
Menurutnya, ahli forensik mana pun sudah pasti menyimpulkan bahwa ada pendarahan lambung apabila menemukan darah hitam.
Lalu siapakah sosok Dr Djaja Surya Atmadja yang mengungkap kematian Mirna Salihin bukan karena sianida ini?