Mengerti.id - Nadiem Makarim kini tengah menjadi sorotan besar publik usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. Kasus ini terkait pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,3 triliun di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2019–2022.
Setelah menjalani pemeriksaan ketiga, Kejaksaan Agung memutuskan untuk menahan Nadiem selama 20 hari di Rutan Salemba. Keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan hukum mantan Menteri Pendidikan tersebut.
Dalam kasus ini, Nadiem diduga berperan aktif dalam merancang spesifikasi pengadaan perangkat TIK. Tindakan tersebut diduga merugikan negara dalam jumlah yang sangat besar.
Meski begitu, Nadiem membantah semua tuduhan dan menegaskan dirinya tidak bersalah. Ia juga menitipkan pesan agar keluarganya tetap kuat menghadapi masa sulit yang tengah menimpanya.
Mari mengenal sosok Nadiem Makarim melalui ulasan profil biodata dan kehidupan pribadinya di bawah ini!
Profil dan Latar Belakang
Nadiem Anwar Makarim lahir pada 4 Juli 1984 di Singapura. Ia berasal dari keluarga dengan latar belakang akademis dan budaya yang beragam.
Ayahnya adalah Nono Anwar Makarim, seorang pengacara sekaligus aktivis keturunan Arab-Minang. Ibunya, Atika Algadri, merupakan penulis lepas berdarah Arab-Jawa-Madura.
Nadiem adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi yang kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Pendidikan dasar hingga SMP ia jalani di Jakarta sebelum melanjutkan SMA di United World College of Southeast Asia, Singapura. Dari sanalah ia kemudian melangkah ke dunia internasional.
Perjalanan Karir
Setelah lulus SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan sarjana jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat. Ia juga sempat menjalani program pertukaran pelajar di London School of Economics.
Tamat pada tahun 2006, Nadiem bekerja di McKinsey & Company sebagai konsultan manajemen. Pengalaman ini membentuk dasar pemikirannya dalam dunia bisnis.
Ia lalu melanjutkan studi MBA di Harvard Business School. Dengan bekal pendidikan itu, Nadiem semakin mantap merintis karir sebagai entrepreneur.
Pada 2011, ia menjadi Co-Founder Zalora Indonesia dan sempat menjabat Managing Director hampir satu tahun. Setelah itu, ia bergabung dengan Kartuku sebagai Chief Innovation Officer.
Puncaknya, pada 2010–2011, Nadiem mendirikan Gojek yang awalnya berupa layanan ojek panggilan. Bisnis ini kemudian berkembang pesat menjadi salah satu decacorn Asia Tenggara.