Marojahan tidak hanya dikenal sebagai pendeta, tetapi juga sebagai motivator rohani yang sering diundang dalam seminar-seminar. Ia banyak berbicara mengenai hubungan antarpribadi, pernikahan, dan kehidupan iman bagi generasi muda.
Melalui seminar dan khotbahnya, ia menekankan pentingnya nilai keluarga dan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Pesan-pesannya yang penuh makna membuat banyak orang terinspirasi dan termotivasi untuk hidup lebih positif.
Selain melayani di Surabaya, Marojahan juga sering melakukan pelayanan ke berbagai daerah, termasuk Jakarta dan Kalimantan. Hal ini menunjukkan betapa besar dedikasinya dalam menyebarkan pesan kasih dan kebenaran.
Bagi keluarga, beliau bukan hanya seorang ayah, melainkan sosok panutan yang penuh kasih. Ia dikenal sangat dekat dengan ketiga anaknya, terutama Jerome yang sering berbagi momen bersama ayahnya di media sosial.
Sebelum meninggal dunia, Marojahan sempat dirawat intensif diduga karena kondisi ususnya yang tersumbat. Kabar sakitnya sempat membuat warganet ikut mendoakan kesembuhan beliau.
Namun, pada 30 Oktober 2025, kabar duka datang dari pihak keluarga. Jehian mengumumkan bahwa ayahnya telah berpulang dan kini telah bertemu dengan Tuhan, bebas dari rasa sakit yang sempat ia derita.
Kabar kepergian sang pendeta disambut dengan kesedihan oleh banyak pihak. Jemaat GKI Darmo Satelit turut memberikan penghormatan terakhir bagi sosok gembala mereka yang penuh kasih.
Bagi banyak orang, kepergian Marojahan bukan sekadar kehilangan seorang pendeta, tetapi juga kehilangan sosok ayah dan pembimbing rohani yang selalu hadir memberikan harapan.
Biodata Marojahan Sintong Sijabat
Nama lengkap: Marojahan Sintong Sijabat
Agama: Kristen
Profesi: Pendeta
Keturunan: Batak
Nama istri: Chrissie Rahmeinsa
Anak: Jehian Sijabat, Jerome Polin, Jesferrel Sijabat
Tempat meninggal: Rumah Sakit Nasional Hospital Surabaya
Tanggal meninggal: 30 Oktober 2025
Instagram: @marojahan_sijabat
Kepergian Marojahan Sintong Sijabat meninggalkan kenangan mendalam bagi keluarga dan jemaat yang pernah ia layani. Meski raganya telah tiada, semangat dan nilai-nilai kebaikan yang ia tanamkan akan terus hidup dalam hati orang-orang yang mengenalnya.
Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pendeta yang rendah hati, ayah yang penyayang, dan pribadi yang memberi inspirasi bagi banyak orang.***
