Mengerti.id - Polrestabes Bandung telah menetapkan Ustaz Evie Effendi sebagai tersangka kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak kandungnya. Penetapan ini dilakukan setelah penyidik menerima laporan lengkap dari korban.
Kasus ini bermula dari laporan NAT pada Agustus 2025 terkait dugaan pemukulan dan peludahan yang diduga terjadi pada Juli 2025. Peristiwa tersebut disebut muncul karena konflik soal nafkah dan biaya pendidikan.
Selain Evie Effendi, tiga kerabat keluarga lainnya juga ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Mereka dijerat dengan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.
Kasus ini membuat namanya kembali menjadi pusat perhatian publik dalam beberapa hari terakhir. Banyak warganet penasaran dengan latar belakang dan perjalanan dakwahnya.
Profil Ustaz Evie Effendi
Ustaz Evie Effendi dikenal sebagai penceramah asal Bandung yang populer dengan gaya dakwah gaul. Ia sering menggunakan pantun dan bahasa jalanan untuk menarik perhatian anak muda.
Ia lahir pada 19 Januari 1976 dan menjalani masa muda yang penuh dinamika. Latar belakang kehidupannya membuat gaya bicaranya mudah diterima oleh pemuda.
Pendidikannya hanya sampai SMP 49 Bandung, namun ia memperdalam ilmu agama melalui berbagai ulama dari Muhammadiyah, NU, dan Persis. Ia juga sempat belajar secara mandiri melalui studi di Mekkah dan Madinah.
Gaya dakwahnya yang nyentrik membuatnya memiliki banyak jemaah dari kalangan urban. Ia tampil dengan ciri khas kupluk, jeans, dan logat Sunda yang sangat kental.
Perjalanan Karir dan Dakwah
Sebelum menjadi penceramah, Evie pernah bekerja selama 12 hingga 15 tahun sebagai peracik warna denim. Pekerjaan itu ia jalani di bagian R&D Matching Colour di Bandung.
Masa mudanya banyak diwarnai perkelahian dan tindakan kriminal. Bahkan ia pernah dipenjara di Rutan Kebonwaru karena melukai temannya dengan pisau cutter.
Saat berada di dalam penjara, ia mulai bertaubat dan mempelajari agama secara lebih serius. Dari sinilah perubahan besar dalam hidupnya bermula.
Setelah keluar dari penjara, ia memilih meninggalkan pekerjaannya di pabrik demi fokus berdakwah. Keputusan ini menjadi titik awal dari perjalanan panjangnya di dunia dakwah jalanan.
Ia mulai berdakwah di jalan dengan target utama anak muda, geng motor, hingga para pelaku kriminal. Konsep ini membuatnya dijuluki “ustaz gapleh” atau gaul tapi soleh.
Sebagai co-founder Pemuda Hijrah Bandung, ia berperan besar dalam menggerakkan gerakan hijrah di kalangan pemuda. Banyak kegiatan keagamaan di Bandung yang berkembang pesat berkat gerakan ini.