Biodata dan Agama Muzakir Manaf, Profil Gubernur Aceh yang Tengah Viral

photo author
- Senin, 8 Desember 2025 | 09:42 WIB
Profil Muzakir Manaf: Biodata, Agama, dan Perjalanan Karier Gubernur Aceh. (Website/Pemerintah Aceh)
Profil Muzakir Manaf: Biodata, Agama, dan Perjalanan Karier Gubernur Aceh. (Website/Pemerintah Aceh)

Mengerti.id - Muzakir Manaf menjadi sorotan publik setelah videonya menegur bupati yang mengaku kewalahan menangani banjir bandang viral di media sosial. Ia menegaskan bahwa kepala daerah seharusnya mundur jika tidak sanggup menjalankan tugas saat bencana.

Di tengah bencana sejak akhir November 2025, Muzakir turun langsung ke berbagai wilayah seperti Nagan Raya dan Beutong Ateuh Banggalang. Ia terus memantau kondisi korban dari pagi hingga malam sambil memastikan bantuan bergerak cepat.

Ia bahkan menahan tangis saat melaporkan empat kampung yang hilang tertimbun lumpur. Kekhawatirannya terbesar bukan hanya soal banjir, tetapi juga potensi korban meninggal karena kelaparan akibat terputusnya akses logistik.

Kini publik penasaran dengan sosok Gubernur Aceh ini, berikut profil biodata hingga perjalanan karir Muzakir Manaf yang tengah ramai diperbincangkan.

Profil Muzakir Manaf

Muzakir Manaf, dikenal luas dengan julukan Mualem, lahir pada 3 April 1964 di Desa Mane Kawan, Aceh Utara. Ia berasal dari keluarga petani sederhana dan menghabiskan masa kecilnya di lingkungan pedesaan.

Ia lulus SMA pada 1984 dan sempat masuk Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala sebelum berhenti kuliah. Pada usia 19 tahun, ia bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan memulai perjalanan militernya.

Pada 1986 hingga 1989, ia menjalani pelatihan militer intensif di Libya. Di sana ia dipercaya sebagai pengawal pribadi Muammar Khadafi sambil mempelajari strategi perang gerilya.

Setelah kembali ke Aceh, Muzakir bergerilya bersama pasukan GAM hingga naik pangkat menjadi Panglima Wilayah Pase pada 1998. Pada 22 Februari 2002, ia menggantikan Abdullah Syafi'i sebagai Panglima Komando Pusat GAM.

Karier militernya menempatkannya sebagai salah satu tokoh kunci dalam perjuangan GAM hingga penandatanganan MoU Helsinki tahun 2005. Setelah kesepakatan damai, ia beralih dari pemimpin militer menjadi tokoh sipil yang berpengaruh.

Julukan Mualem diberikan sebagai bentuk penghormatan atas keahliannya dalam bidang kemiliteran. Nama itu kemudian melekat hingga karier politiknya berkembang di Aceh.

Perjalanan Karir

Setelah MoU Helsinki disepakati, Muzakir memimpin Komite Peralihan Aceh (KPA) sejak akhir 2005. Ia menjadi figur penting dalam proses transisi mantan kombatan menuju kehidupan sipil.

Pada 2007, ia mendirikan Partai Aceh dan menjabat ketua umum pertamanya. Partai ini menjadi kekuatan politik dominan di Aceh dalam berbagai pemilihan umum.

Pada 2012, ia terpilih sebagai Wakil Gubernur Aceh berpasangan dengan Zaini Abdullah. Jabatan itu ia emban hingga 2017 sambil memperkuat kiprahnya di dunia politik lokal.

Selain Partai Aceh, Muzakir juga tercatat sebagai Ketua Dewan Penasihat DPD Partai Gerindra Aceh sejak 2013. Perannya di dunia politik semakin melebar ke tingkat nasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukma Lydia Anggita

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X