Mengerti.id – Heni Novitasari sosoknya membuat publik penasaran setelah Dahnil Anzar Simanjutak menikah lagi.
Dahnil Anzar Simanjutak diketahui telah menikah dengan Muna Soraya Putri, seorang dokter kecantikan pada 27 Januari 2023 silam.
Kabar Heni Novitsari pun dipertanyakan, karena beredar kabar bahwa Dahnil melakukan poligami.
Namun pengacara juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu menjelaskan bahwa keduanya telah berpisah sejak 3 tahun yang lalu.
Baca Juga: Profil Heni Novitasari Lengkap Umur, Hingga Karir yang Bongkar Tabiat Sang Mantan Suami Dahnil Anzar
Kini beredar tulisan mantan istri dari jubir Menhan yang membuat publik tercengang karena mengetahui kondisi rumah tangga selama bersama Dahnil.
Mantan istri laki-laki yang kerap disapa Anin itu menuliskan status yang cukup panjang, ia mencurahkan kepedihannya 17 tahun menjalani kehidupan.
“17 tahun menikah saya diam bahkan cerai jalan 3 tahun, saya masih pilih diam. Ini bukan karena perceraian yang saya sesalkan, karena perceraian itu memang saya yang minta sejak lama,” tulis Heni Novitasari, dikutip tim Mengerti.id dari akun Facebook Heni Novitasari pada 23 Februari 2023.
Bagai pengingat untuk Dahnil bahwa perempuan yang dijelek-jelekkan oleh ketua umum PP Muhammadiyah adalah sosok yang telah melahirkan keempat anaknya.
Di usia yang masih 22 tahun dan masih semester akhir perkuliahan, Heni mengandung anak pertama.
Ketika masih ada kuliah pagi, Dahnil memerintah untuk cuci piring, nyapu, ngepel padahal Heni mengalami morning sickness.
“Kebanyakan pengantin baru saat tahu hamil anak pertama istrinya dimanja-manja excited, tapi tidak degan saya. Setiap mau berangkat kuliah pagi saya diperintah untuk cuci piring, nyapu, ngepel, padahal dia tahu istrinya lagi morning sick muntah-muntah, boro-boro cuci piring dll, kan nahan mual aja sudah kebayang kan gimana? Dia (Dahnil) ngapain? Oh bossy dong duduk manis sambil nunjuk-nunjuk,” terang Heni.
Heni pun sering menerima kata-kata kasar karena kesalahan yang sepele, padahal ia pernah menjadi aktivis HMI untuk advokasi perempuan yang mengalami kekerasan verbal dan fisik oleh suami.
