Dia bersama Mohammad Hatta dan para aktivis pergerakan lainnya mengikuti beragam pertemuan salah satunya adalah Liga Anti Imperialisme dan Kolonialisme di Brussels, Belgia dan di Jerman.
Baca Juga: Healing Artinya Apa? Kenali Tanda-tanda dan Cara Mengatasi
Pertemuan besar tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan dari berbagai negara salah satunya adalah Jawaharlal Nehru yang akan menjadi Perdana Menteri India.
Setelah kembali ke Indonesia, di masa penjajahan Jepang, Achmad Soebardjo aktif di Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan kemudian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai anggota.
Kabar mengenai kekalahan Jepang atas sekutu membuat golongan muda pejuang seperti Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, Shodanco Singgih dan beberapa lainnya membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Baca Juga: Arti Ular Masuk Rumah Malam atau Siang Hari Menurut Islam, Benarkah Itu Jin?
Kejadian yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 itu bertujuan untuk meminta kedua tokoh tersebut memproklamasikan kemerdekaan tanpa menunggu arahan dari Jepang.
Achmad Soebardjo merupakan tokoh yang berhasil meyakinkan golongan muda untuk melepas Soekarno dan Mohammad Hatta.
Soebardjo Berjanji dengan taruhan nyawanya bahwa kedua tokoh tersebut akan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, Soekarno bersama Mohmmad Hatta dan Soebardjo menyusun naskah proklamasi yang ditulis oleh Sayuti Melik.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Achmad Soebardjo kemudian dilantik sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama yang hanya dijalani selama dua bulan.
Dia kemudian dilantik untuk kedua kalinya sebagai Menteri Luar Negeri pada kabinet yang dipimpin oleh Sukiman Wirjosandjojo pada masa Presiden Soekarno.
Selain itu, Achmad Soebardjo pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk negara Swiss pada tahun 1957-1961.
Baca Juga: Biodata dan Profil Pemeran Mentari dan Jinny Lengkap: Agama, Umur, hingga Akun Instagram
