Microsoft Akhiri Dukungan Windows 10, 400 Juta PC Terancam Risiko Keamanan

photo author
- Minggu, 12 Oktober 2025 | 19:58 WIB
Program ESU Microsoft tawarkan perlindungan tambahan hingga 2026, namun jutaan pengguna Windows 10 tetap terancam serangan siber.
Program ESU Microsoft tawarkan perlindungan tambahan hingga 2026, namun jutaan pengguna Windows 10 tetap terancam serangan siber.

Mengerti.id - Microsoft secara resmi akan mengakhiri dukungan gratis untuk sistem operasi Windows 10 pada Selasa, 14 Oktober 2025. Keputusan ini menandai titik penting dalam keamanan siber global, dengan sekitar 400 juta komputer di seluruh dunia diperkirakan akan berisiko karena tidak dapat memperbarui ke Windows 11 akibat persyaratan perangkat keras yang ketat.

Dilansir dari InfoSecurity Magazine pada Minggu 12 Oktober 2025, sekitar 41% dari seluruh komputer berbasis Windows—setara dengan hampir 600 juta perangkat—masih menggunakan Windows 10 yang berusia hampir satu dekade. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan transisi sebelumnya; ketika dukungan untuk Windows 8 berakhir pada 2016, hanya sekitar 3,7% pengguna yang masih bertahan di platform lama.

Para pakar keamanan memperingatkan bahwa situasi kali ini bisa memicu salah satu gelombang eksploitasi terbesar dalam sejarah dunia maya. Tanpa pembaruan keamanan rutin, perangkat Windows 10 akan menjadi target empuk bagi peretas, terutama untuk serangan ransomware dan pencurian data.

Sebagai upaya mitigasi, Microsoft meluncurkan program Extended Security Updates (ESU) yang memberikan pembaruan keamanan penting hingga 13 Oktober 2026. Program ini memiliki tiga opsi pendaftaran, termasuk pembayaran langsung sebesar $30 per tahun atau sekitar Rp490.000.

Namun, pengguna juga dapat memanfaatkan alternatif gratis, seperti menggunakan fitur Windows Backup untuk menyinkronkan pengaturan ke OneDrive atau menukarkan 1.000 poin Microsoft Rewards untuk mendapatkan akses ESU.

“Kami melakukan pembaruan pada proses pendaftaran agar sesuai dengan harapan lokal dan memberikan pengalaman yang aman serta efisien bagi pengguna,” kata Microsoft dalam pernyataan resminya yang dikutip dari 1News New Zealand.

Khusus untuk pengguna di Kawasan Ekonomi Eropa (EEA), Microsoft memberikan akses ESU secara gratis tanpa syarat tambahan. Langkah ini disebut sebagai hasil dari tekanan regulasi yang diberlakukan melalui Digital Markets Act Uni Eropa.

Sementara itu, kelompok advokasi konsumen memperkirakan sekitar 30% komputer di Selandia Baru masih menjalankan Windows 10, yang berarti ratusan ribu perangkat akan kehilangan perlindungan keamanan resmi mulai minggu depan. Di Inggris, survei menunjukkan 26% pengguna Windows 10 berencana tetap menggunakan sistem tersebut meski tanpa dukungan.

Para pakar memperingatkan bahwa pengguna yang tetap bertahan pada Windows 10 berisiko tinggi menjadi korban serangan dunia maya. Sistem yang tidak menerima pembaruan akan lebih mudah ditembus melalui kerentanan lama yang belum diperbaiki.

“Windows 10 akan segera menjadi zona tanpa perlindungan,” ujar analis keamanan siber dari ESET, dikutip InfoSecurity Magazine. “Peretas akan segera memindai jaringan global untuk menemukan perangkat yang masih aktif di versi ini.”

Windows 10 pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 dan menjadi sistem operasi paling populer dalam sejarah Microsoft, menggeser dominasi Windows 7. Namun, versi penerusnya, Windows 11, memiliki persyaratan perangkat keras yang lebih ketat, seperti dukungan TPM 2.0 dan prosesor modern, yang membuat jutaan komputer lama tidak memenuhi syarat untuk upgrade.

Meski begitu, Microsoft tetap mendorong pengguna untuk beralih ke Windows 11 atau membeli perangkat baru yang kompatibel. Dalam panduan resminya, perusahaan menyatakan bahwa “menjalankan sistem operasi yang tidak didukung sangat berisiko bagi keamanan dan data pengguna.”

Perusahaan keamanan siber global pun mengimbau agar organisasi segera memetakan perangkat yang masih menggunakan Windows 10 dan mengimplementasikan kebijakan transisi secepat mungkin. Sementara bagi pengguna individu, disarankan untuk menggunakan antivirus pihak ketiga serta melakukan pencadangan rutin.

Dengan berakhirnya dukungan Windows 10, dunia teknologi menghadapi salah satu masa transisi terbesar sejak dekade terakhir. Para ahli sepakat bahwa keputusan ini akan menguji kesiapan pengguna dan perusahaan di seluruh dunia dalam menghadapi era keamanan digital yang semakin kompleks.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X