teknologi

Mark Zuckerberg Wajibkan Tim Metaverse Gunakan AI untuk Naikkan Produktivitas 5 Kali Lipat

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 13:52 WIB
Vishal Shah tegaskan karyawan Meta harus “berpikir 5X, bukan 5%” dalam integrasi AI di seluruh lini kerja. (Gambar Dibuat dengan AI)

Mengerti.id - Meta tengah melakukan perombakan besar pada divisi metaverse-nya dengan kebijakan baru yang mewajibkan seluruh karyawan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam setiap aspek pekerjaan. Menurut laporan Wired pada Rabu 9 Oktober 2025, perusahaan menargetkan peningkatan produktivitas hingga lima kali lipat melalui program internal bernama “AI4P” atau AI for Productivity.

Program ini diumumkan langsung oleh Wakil Presiden Divisi Metaverse Meta, Vishal Shah, dalam pesan internal yang meminta seluruh karyawan untuk “berpikir 5X, bukan 5%.” Pesan tersebut menekankan bahwa perusahaan menginginkan perubahan besar, bukan hanya peningkatan kecil.

Langkah ini datang di tengah tekanan besar yang dihadapi Meta untuk membuktikan nilai investasi miliaran dolar pada proyek metaverse yang hingga kini masih menunjukkan adopsi publik yang terbatas.

Shah menegaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya berlaku untuk tim teknis seperti insinyur dan pengembang perangkat lunak, tetapi juga bagi manajer produk, desainer, dan mitra lintas divisi lainnya.

“Kita semua harus terjun langsung, membuat prototipe, memperbaiki bug, dan mendorong batasan yang mungkin dicapai,” kata Shah dalam komunikasi internal yang dilaporkan oleh Gizmodo.

Meta menargetkan 80 persen tenaga kerja di divisi metaverse telah mengintegrasikan AI dalam aktivitas kerja sehari-hari sebelum akhir tahun ini. Untuk mendukung hal tersebut, perusahaan akan menggelar program pelatihan khusus dan sesi pembelajaran bertajuk “AI Learning Days.”

Selain pelatihan, Meta juga meluncurkan dasbor pemantauan baru untuk melacak penggunaan AI di setiap tim. Data ini digunakan untuk menilai seberapa besar karyawan memanfaatkan teknologi tersebut dalam pekerjaan mereka.

Langkah ini diperkuat dengan sistem permainan internal bernama “Level Up,” yang dirancang untuk mendorong karyawan menggunakan AI lebih sering melalui tantangan dan penghargaan berbasis poin.

Menurut laporan Business Insider, Reality Labs—divisi yang mengelola pengembangan perangkat keras seperti headset Quest dan kacamata augmented reality—menetapkan target peningkatan penggunaan alat berbasis AI hingga 75 persen, naik dari 70 persen saat ini.

Program “AI4P” juga menandai pergeseran strategis Meta yang lebih luas. Setelah fokus besar pada metaverse selama tiga tahun terakhir, perusahaan kini menyeimbangkan prioritas antara dunia virtual dan penerapan AI generatif untuk mempercepat inovasi.

Analis menilai bahwa langkah ini mencerminkan upaya Meta untuk menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan kecepatan pengembangan produk di tengah tekanan investor yang menuntut hasil nyata dari proyek metaverse.

Sementara itu, sejumlah karyawan dikabarkan menyambut kebijakan ini dengan campuran antusiasme dan kekhawatiran, terutama terkait potensi pengawasan berlebihan akibat sistem pelacakan AI yang diterapkan perusahaan.

Meski demikian, Shah menegaskan bahwa program ini bukan tentang kontrol, melainkan tentang menciptakan budaya kolaboratif yang digerakkan oleh teknologi. “AI bukan hanya alat, tetapi mitra yang akan mempercepat ide menjadi kenyataan,” ujarnya.

Dengan kebijakan baru ini, Meta berharap dapat mempercepat transisi menuju masa depan di mana AI dan metaverse saling melengkapi, menjadikan perusahaan tetap relevan di tengah ketatnya persaingan dengan raksasa teknologi lain seperti Google, Apple, dan Microsoft.***

Tags

Terkini