Baca Juga: Viral! BEM UI Posting Poster Berjudul 'Jokowi Milik Parpol, Bukan Milik Rakyat'
Bahkan, pada gelar ulang tahun kesepuluh toko buku tersebut pada 1963, Tjio Wie Tay menghadirkan Bung Karno untuk meresmikan gedung barunya.
Dari situlah, atas saran Bung Karno, Tjio Wie Tay mengganti namanya dengan sebutan Masagung pada 26 Agustus 1963.
Kedekatannya dengan Bung Karno membuat Masagung dengan toko bukunya banyak terlibat dalam berbagai agenda nasional yang berkaitan dengan pameran buku dan kebutuhan buku nasional.
Semakin berkembang, toko buku Gunung Agung memiliki beberapa cabang di dalam negeri maupun luar negeri seperti Jepang dan Malaysia.
Bisnis Masagung juga mengalami ekspansi ke beberapa bidang seperti retail, perhotelan, hingga pariwisata.
Sepeninggalannya pada 1990, gurita bisnis Masagung diteruskan oleh putra sulunganya, Ketut Masagung, dan kedua adiknya, Putra Masagung dan Made Oka Masagung.
Namun pada 2020, Ketut Masagung juga meninggal dunia di Amsterdam, Belanda.
Setelah itulah, mulai tersirat kabar menurunnya omset dari toko buku Gunung Agung yang terus mengalami kerugian.
Baca Juga: Profil Didiet Maulana, Desainer Multitalenta yang Karyanya Dipakai di Indonesia hingga Amerika
Biodata Tjio Wie Tay atau Masagung
Nama asli: Tjio Wie Tay
Nama sebutan: Masagung
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 8 September 1927
Meninggal: 24 September 1990
Nama istri: Hian Nio
Anak: Ketut Masagung, Putra Masagung, dan Made Oka Masagung
Itulah ulasan singkat profil dan biodata Tjio Wie Tay atau Masagung, pendiri dan pemilik toko buku Gunung Agung.***