Mengerti.id - Gus Yahya atau Yahya Cholil Staquf resmi diberhentikan dari jabatan Ketua Umum PBNU pada 26 November 2025. Keputusan ini mengejutkan publik karena diambil secara mendadak oleh Syuriyah PBNU.
Pemberhentian itu tertuang dalam Surat Syuriyah PBNU Nomor 4779/PB 02/A102.71/99/11/2025. Surat tersebut ditandatangani Afifuddin Muhajir dan Ahmad Tajul Mafakhir sebagai tindak lanjut rapat harian 20 November 2025.
Dengan keputusan ini, Gus Yahya tidak lagi memiliki hak dan kewenangan jabatan Ketua Umum PBNU. Ia juga tidak diperbolehkan menggunakan atribut organisasi atau bertindak atas nama PBNU.
Publik kemudian mempertanyakan sosok dan perjalanan kariernya selama ini. Banyak yang ingin mengetahui latar belakang, kiprah, serta prestasi tokoh NU tersebut.
Profil dan Pendidikan Gus Yahya
Gus Yahya lahir pada 16 Februari 1966 di Rembang, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga ulama besar yang memiliki pengaruh penting dalam tradisi Nahdlatul Ulama.
Ia menimba ilmu di Madrasah Al Munawwir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan Ali Maksum. Pendidikan tersebut menjadi fondasi awal pemikiran keagamaannya.
Setelah itu, ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Pada masa remaja, ia telah menunjukkan minat kuat pada dunia organisasi.
Gus Yahya melanjutkan studi Sosiologi di Fisipol UGM meski tidak menyelesaikannya. Di kampus tersebut, ia aktif sebagai Ketua Umum Komisariat Fisipol HMI Yogyakarta periode 1986–1987.
Kedalaman pemikirannya membawa ia terlibat dalam berbagai diskusi strategis. Pemikiran keagamaannya kemudian membentuk gagasan besar yang ia kenal sebagai “Humanitarian Islam”.
Karier dan Perjalanan di NU
Kiprah Gus Yahya di NU dimulai dari jabatan Katib Aam PBNU periode 2015–2021. Peran tersebut menempatkannya dalam lingkaran pimpinan tertinggi organisasi.
Pada Muktamar ke-34 NU tahun 2021 di Lampung, ia terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Ia meraih 337 suara dan menggantikan Said Aqil Siradj.
Sebagai Ketua Umum PBNU, ia mendorong NU kembali fokus pada pendidikan dan penguatan masyarakat. Ia menekankan bahwa NU bukan organisasi politik praktis.
Namun jabatan itu berakhir pada 25 November 2025 ketika Syuriyah PBNU resmi memberhentikannya. Keputusan tersebut menjadi salah satu peristiwa besar dalam sejarah organisasi.
Selain aktif di NU, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999–2001. Peran ini membuatnya dikenal luas di tingkat nasional.