Cita-cita Hoegeng ingin menjadi polisi karena Ating Natadikusumah, teman ayahnya yang saat itu menjadi Kepala Kepolisian di Pekalongan mempengaruhi pemikirannya.
Hobi
Hoegeng memiliki hobi bercocok tanam, ia lebih suka menghabiskan waktunya berkebun di kebunnya yang kecil di seputaran Jonggol, Bogor.
Selain itu, ia juga memiliki hobi melukis, sebuah hobi yang sudah dilakukan sejak masih muda dengan gaya lukisannya cenderung naturalis.
Awalnya Hoegeng gemar melukis potret manusia, namun kemudian lebih sering melukis pemandangan dan bunga.
Saat masih menjabat sebagai seorang Kapolri, ia tidak mau menjual lukisannya tapi setelah pensiun, ia bersedia menjual karyanya untuk kepentingan pribadi ataupun sosial.
Pendidikan
Hoegeng bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS; sekolah dasar) Pekalongan kemudian lulus tahun 1934.
Selanjutnya masuk di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO; sekolah menengah pertama) kemudian 1937 lulus dan pindah ke Yogyakarta.
Baca Juga: Biodata Puspita Sarry dan Profil lengkap dengan Agama, Umur, Suami, Asal, hingga akun Instagramnya
Di Yogyakarta ia masuk di Algemene Middelbare School (AMS; sekolah menengah atas) jurusan bahasa dan sastra Barat.
Setelah lulus AMS ia pindah ke Batavia dan nmelanjutkan studinya di Rechtshoogeschool te Batavia (RHS; perguruan tinggi hukum).
Pada bulan Maret 1942, Jepang menduduki Hindia Belandadan militer Jepang menutup RHS, Hoegeng terpaksa kembali ke Pekalongan.
Saat bekerja di stasiun, Hoegeng mencoba mendaftar ke pembukaan kursus polisi di Pekalongan dan akhirnya diterima menjadi salah satu anggota kepolisian setelah menyisihkan 120 pelamar lainnya.
Karir