Gus Baha dilahirkan dari tokoh ulama besar ahli al-Qur'an KH. Nursalim al-Hafizh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA desa Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah.
Selain itu dilihat dari silsilah ayahnya, beliau adalah generasi keempat dari Ulama ahli al-Quran
Silsilah dari ibundanya, Gus Baha Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu, Ulama Lase.
2. Riwayat Keluarga
Atas pilihan pamannya, Gus Baha menikah dengan Ning Winda, dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur.
3. Sanad Keilmuan dan Pendidikan
Ayahnya mendidik secara langsung Gus Baha belajar al-Quran dengan sangat disiplin.
Buah dari kedisiplinannya, beliau mampu menghafal al-Quran 30 Juz beserta Qoriahnya saat masih belia.
Setelah remaja, ayahnya memondokkan beliau di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang
Pengasuh Pondok al-Anwar adalah sahabat ayahnya yaitu Syaikhina KH. Maimoen Zubair Selama di pondok Gus Baha menguasai beberapa ilmu, yaitu tafsir, fiqih dan hadits.
Gus Baha menggantikan posisi ayahandanya setelah wafat pada tahun 2005.
Beliau menjadi di pondoknya, yaitu pondok pesantren LP3IA Narukan, Rembang.
Disela kesibukan beliau sebagai pengasuh di pondoknya, beliau juga mengisi pengajian di Yogyakarta dan Bojonegoro dengan pembagian waktunya sejak 2006 hingga sekarang.
Baca Juga: Profil dan Biodata Habib Rifky Alaydrus, Dai Milenial yang Viral di Medsos