Mengerti.id - Chief Executive Officer Zhipu AI, Zhang Peng, menyatakan bahwa kemungkinan tercapainya kecerdasan buatan super (artificial superintelligence/ASI) secara penuh sebelum tahun 2030 sangat kecil. Menurutnya, meski kecerdasan buatan bisa melampaui kemampuan manusia dalam aspek tertentu, masih ada banyak bidang lain di mana teknologi ini tertinggal.
Dilansir dari Reuters, Selasa, 30 September 2025, Zhang menekankan bahwa konsep dan garis waktu terkait ASI terlalu ambigu untuk dapat diprediksi dengan tepat. Ia memberikan penilaian hati-hati dibandingkan sejumlah tokoh teknologi lain yang lebih optimistis.
Zhang menilai perkembangan AI sejauh ini memang signifikan, tetapi belum sampai pada titik di mana sistem mampu menyamai kecerdasan umum manusia. Bahkan, menurutnya, jalan menuju ASI masih panjang dan penuh ketidakpastian.
Pendapat Zhang berbeda dengan pandangan CEO OpenAI, Sam Altman, yang optimis ASI bisa dicapai pada akhir dekade ini. Di sisi lain, CEO SoftBank, Masayoshi Son, memprediksi bahwa ASI mungkin terwujud pada tahun 2035.
Dalam kesempatan tersebut, Zhang juga mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam ekspektasi berlebihan. Ia menilai optimisme yang terlalu tinggi bisa mengalihkan fokus dari pemanfaatan nyata AI di bidang yang sudah terbukti bermanfaat.
Menurut The News, Selasa, 30 September 2025, Zhipu AI sendiri baru saja merilis model bahasa terbaru GLM-4.6 dengan sejumlah peningkatan fitur. Meski begitu, perusahaan tetap menekankan keterbatasan AI saat ini.
GLM-4.6 diposisikan sebagai alat untuk pasar enterprise dan pengembang. Zhipu AI mengedepankan aplikasi praktis yang bisa membantu bisnis dan developer ketimbang berfokus pada spekulasi jangka panjang soal ASI.
Zhang menambahkan bahwa perusahaannya memilih strategi realistis dengan menekankan pada riset dan produk yang dapat segera digunakan. Fokus ini dianggap lebih berharga dibandingkan berandai-andai mengenai kecerdasan buatan super.
Sejauh ini, Zhipu AI menjadi salah satu pemain besar di bidang AI di Tiongkok. Perusahaan ini dikenal konsisten menekankan tanggung jawab dan kehati-hatian dalam pengembangan teknologi.
Komentar Zhang datang di tengah meningkatnya diskusi global mengenai masa depan AI. Banyak pihak yang menilai bahwa ASI dapat membawa peluang besar sekaligus risiko serius jika tidak diatur dengan benar.
Sementara itu, pandangan berbeda dari berbagai pemimpin teknologi dunia menunjukkan bahwa belum ada konsensus kapan tepatnya ASI bisa tercapai. Hal ini semakin menegaskan betapa kompleksnya persoalan ini.
Menurut Zhang, yang paling penting saat ini adalah memastikan AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab. Dengan begitu, teknologi ini bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Zhipu AI menyebut bahwa pendekatan yang hati-hati akan memberikan fondasi yang lebih kuat untuk perkembangan AI di masa depan. Daripada mengejar target jangka pendek, perusahaan lebih memilih membangun sistem yang berkelanjutan.
Meski menolak prediksi optimistis soal 2030, Zhang tidak menutup kemungkinan ASI dapat terwujud suatu hari nanti. Namun, ia menegaskan bahwa waktu pencapaiannya bisa jadi masih berdekade-dekade lamanya.
Pernyataan ini memperlihatkan perbedaan besar dalam visi antara Zhipu AI dengan sejumlah raksasa teknologi lain. Akan tetapi, semua pihak sepakat bahwa AI akan tetap menjadi faktor kunci dalam transformasi teknologi global.***