Mengerti.id – Moms, pernahkah Anda mengancam anak balita? Hati-hati, lho, ternyata memberi ancaman kepada anak balita bisa termasuk ke dalam aksi kekerasan terhadap buah hati.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bahwa jenis kekerasan anak itu ada tiga macam, kekerasan fisik, kekerasan seksual dan kekerasan emosional.
Contoh kekerasan fisik adalah memukul atau mencubit anak hingga menghasilkan luka fisik yang terlihat, seperti lecet, berdarah atau lebam.
Sementara kekerasan emosional adalah bentuk tindakan yang dapat menyebabkan trauma pada mental anak, seperti menghina, merendahkan atau mengancam anak balita.
Baca Juga: Risiko Anak Tidak Mau Makan Sayur, Dampaknya Bisa Mengerikan
Sebagai contoh, kalimat seperti, “Ayo, cepat habiskan makananmu, kalau tidak nanti Mama pukul!” Meski tidak ada tujuan benar-benar ingin menghukum mereka, tapi kalimat ini bikin anak trauma.
Dan ternyata mengancam anak, terutama yang masih usia balita, memiliki dampak negatif bagi tumbuh kembang si Kecil, lho, Moms.
Yuk, simak apa saja dampak negatif mengancam anak balita, seperti yang dirangkum Mengerti.id dari berbagai sumber berikut ini:
Dampak terlalu sering mengancam anak balita
1. Membuat anak enggak bereksplorasi
Teriakan kalimat seperti, “Jangan keluar rumah, nanti ditangkap penculik!”, membuat anak takut untuk mengeksplor dunia luar dan membatasi rasa ingin tahu mereka.
Baca Juga: Resep Keripik Bayam yang Kriuk dan Gurih, Cocok untuk Anak Picky Eater yang Tidak Doyan Sayur
2. Membuat anak jadi penakut
Anak-anak di periode emas, yakni usia 1-5 tahun, memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Namun itu dapat hilang dengan ancaman dan segala macam larangan yang sering kita ucapkan.