Mengerti.id - Ketika seseorang merasa bangga dan meyakini bahwa dia merupakan orang yang penting dan merasa posisinya di atas yang lainnya maka bisa jadi itu adalah narsistik.
Orang yang mengalami narsistik sering ingin dipuji dan dibanggakan. Namun sayang, dia memiliki empati yang rendah.
Berikut penjelasan narsistik yang merupakan salah satu gangguan mental disertai gejala dan pengobatannya.
Baca Juga: Depresi dan Trauma? Cara Cek Kesehatan Mental Gartis, Segera Kunjungi Laman Ini
Gangguan kepribadian narsistik merupakan kondisi seseorang yang meyakini dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kagum akan kelebihannya.
Walaupun memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang yang mengidap narsistik akan lemah jika mendapatkan kritik sekecil apapun.
Orang yang mengalami gangguan narsistik akan merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
Kepribadian narsistik kerap menimbulkan masalah di kehidupan sehari-hari seperti di tempat kerja atau sekolah. Dia tidak suka jika diminta untuk mengubah sikap dan perilakunya.
Baca Juga: Waspada Mental Health! Kenali Tanda-Tanda Trust Issue pada Diri Kamu
Orang yang memiliki kepribadian narsistik juga memiliki perasaan yang mudah tersinggung hingga depresi ketika mereka dinasehati oleh orang lain.
Beberapa penyebab yang diduga kuat memiliki keterkaitan dengan gangguan kepribadian narsistik antara lain:
1. Faktor genetik yang disebabkan oleh adanya riwayat narsistik dalam sebuah keluarga.
2. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan, menuntut, atau tidak mempedulikan anak; atau trauma masa kecil, seperti penyiksaan.
3. Faktor neurobiologi yaitu keterkaitan antara otak dan hubungannya pada pola pikir dan perilaku.