Baca Juga: Apakah FOMO Adalah Gangguan Kesehatan Mental? Yuk Cari Tau Penjelasannya Terlebih Dahulu
Beberapa gejala yang sering ditemukan oleh orang yang mengalami gangguan narsistik antara lain:
1. Selalu bersikap egois atau mementingkan diri sendiri serta arogan dan angkuh.
2. Ingin selalu dikagumi secara terus menerus.
3. Merasa superior atau lebih baik dari orang lain walaupun tanpa prestasi apapun.
4. Hanya ingin bergaul dengan orang lain disekitarnya karena menganggap diri istimewa.
5. Sering berlebih-lebihan dalam keberhasilannya.
6. Sering menghayal tentang kesempurnaan dalam segala hal.
7. Memandang rendah orang lain yang dianggap tidak setara dengannya.
8. Mengharapkan perilaku khusus dan kepatuhan dari orang lain.
9. Selalu memanfaatkan orang lain tanpa memperdulikan kebutuhan orang tersebut.
10, Merasa iri terhadap keberhasilan orang lain.
Metode yang digunakan dalam terapi narsistik adalah dengan terapi psikologis yang bertujuan supaya penderita memahami dirinya sendiri dengan lebih baik dan mampu kendalikan sikapnya.
Terapi yang dapat dilakukan bagi penderita narsistik yaitu:
1. Terapi bicara atau psikoterapi yang akan membantu pasien menjalin hubungan lebih baik dengan orang lain, dan pasien akan dapat paham gejala narsistik.
2. Terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mengubah perilaku dan pemikiran yang merusak sehingga akan mendapat gambaran diri yang lebih realistis.
Jika penderita narsistik mengalami gejala kecemasan hingga terjadi depresi, dokter akan mungkin menyarankan untuk meminum obat antara lain obat
Antidepresan, obat pengendali mood untuk meredakan gangguan suasana hati serta Antipsikotik untuk mengatasi gejala depresi dan cemas.
Demikianlah penjelasan singkat narsistik yang ternyata merupakan gangguan kepribadian yang disertai gejala dan pengobatannya.***