Mengerti.id - Sebuah video viral di media sosial telah mencuatkan kontroversi dalam momen sakral Idul Fitri. Rekaman tersebut menunjukkan ribuan jamaah yang meninggalkan lokasi sholat di lapangan Tamanan Bantul, Yogyakarta, sementara khotib masih memberikan khutbah.
Dalam rekaman yang tersebar luas, terlihat jamaah berbondong-bondong meninggalkan tempat sholat saat khotib mulai menyentuh isu politik yang sensitif.
Khotib tersebut menyebutkan adanya kecurangan dalam pemilu yang baru-baru ini berlangsung, bahkan menyalahkan pihak-pihak tertentu atas masalah tersebut.
"Oleh para pejabat negara menjadi sangat lebih memalukan dan memuakkan karena kecurangan dalam pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif terjadi justru di terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai presiden RI, sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar," kata khotib dalam video tersebut.
Pernyataan yang disampaikan oleh khotib tersebut langsung menimbulkan kegemparan di antara para jamaah yang hadir.
Banyak yang merasa tidak nyaman dengan pembicaraan yang terkesan mengarah kepada isu politik.
Beberapa jamaah bahkan memilih untuk meninggalkan tempat sholat sebelum khutbah selesai.
"Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istighfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita adalah bangsa yang besar...," lanjut sang khatib.
Info yang beredar menyebutkan bahwa khotib tersebut adalah seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Namun, belum dijelaskan secara detail identitasnya.
Perlu dicatat bahwa pemerintah sebenarnya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Menag No.1 tahun 2024. Pada surat edaran Menteri Agama tersebut, sudah diatur bahwa materi khotbah harus disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kesatuan bangsa, serta nihil muatan politik.
Kejadian ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Beberapa pihak menilai bahwa masuknya isu politik dalam khutbah Idul Fitri tidaklah pantas, sementara yang lainnya merasa pernyataan tersebut mencerminkan kegelisahan banyak orang terhadap kondisi politik saat ini.***