Mengerti.id - NASA bersama tim peneliti internasional tengah mempertimbangkan opsi penggunaan senjata nuklir untuk menghentikan asteroid 2024 YR4 yang berpotensi menabrak Bulan pada Desember 2032. Rencana ini diungkap melalui studi komprehensif yang dipublikasikan bulan lalu.
Menurut laporan Gizmodo, asteroid berdiameter sekitar 200 kaki itu memiliki kemungkinan 4,3 persen untuk menghantam Bulan. Meski peluangnya tergolong rendah, dampak potensial dari tabrakan tersebut membuat para peneliti serius meninjau opsi intervensi nuklir.
Livescience melaporkan bahwa metode defleksi tradisional dianggap tidak praktis untuk kasus 2024 YR4. Salah satu alasannya adalah ketidakpastian massa asteroid yang diperkirakan antara 51 juta hingga 930 juta kilogram.
Dengan kisaran massa yang begitu besar, perhitungan defleksi menjadi hampir mustahil dilakukan secara presisi. Kesalahan kalkulasi justru bisa mengubah arah asteroid menuju Bumi alih-alih menjauhkannya dari Bumi dan Bulan.
Studi yang diajukan ke Journal of the Astronautical Sciences menyebutkan bahwa misi penghancuran dengan senjata nuklir dapat dilakukan dengan peluncuran antara akhir 2029 hingga akhir 2031.
Para peneliti mengusulkan penggunaan perangkat nuklir berkekuatan 1 megaton, yang akan diledakkan sekitar 85 meter di atas permukaan asteroid.
Sebagai perbandingan, daya ledak ini lima kali lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.
Strategi ini disebut sebagai "height of burst detonation". Mekanisme ini akan menguapkan material di permukaan asteroid sehingga menimbulkan efek recoil yang memecah batuan angkasa tersebut.
Hasil yang diharapkan adalah asteroid akan hancur menjadi pecahan berukuran tidak lebih dari 10 meter, yang dianggap jauh lebih aman dibandingkan massa tunggal.
Menurut Gizmodo, penelitian ini melibatkan berbagai laboratorium nasional di Amerika Serikat, termasuk Sandia, Los Alamos, dan Lawrence Livermore. Tujuan utama para ilmuwan adalah memastikan tidak ada skenario terburuk yang dapat mengancam Bulan, sekaligus meminimalisir risiko material asteroid jatuh ke Bumi.
Livescience menambahkan bahwa jika asteroid menghantam Bulan, pecahan yang terlempar bisa menghasilkan hujan meteor seperti peluru ke arah Bumi, meski belum ada kepastian dampaknya.
Pertimbangan penggunaan senjata nuklir untuk tujuan pertahanan planet memang selalu memicu kontroversi. Namun, dalam skenario ini, opsi tersebut dinilai sebagai solusi paling realistis.
Para ilmuwan menegaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai langkah antisipatif. Meski probabilitas tabrakan masih kecil, persiapan dianggap lebih baik daripada menunggu risiko meningkat. Dengan temuan ini, NASA menegaskan komitmennya untuk menjajaki berbagai strategi pertahanan dari ancaman asteroid di masa depan.***