Dari Cinta ke Penjara: Hubungan Rahasia Seorang Ratu Kecantikan dan Duta Besar Arab Saudi

photo author
- Selasa, 7 Oktober 2025 | 10:51 WIB
Hubungan pribadi Meghna Alam dengan duta besar Arab Saudi memicu krisis diplomatik dan tuduhan hukum serius. (Instagram Meghna Alam)
Hubungan pribadi Meghna Alam dengan duta besar Arab Saudi memicu krisis diplomatik dan tuduhan hukum serius. (Instagram Meghna Alam)

Mengerti.id - Sebuah kisah asmara yang singkat namun penuh gejolak antara ratu kecantikan Bangladesh, Meghna Alam, dan Essa Yousef Al Duhailan, mantan Duta Besar Arab Saudi untuk Bangladesh, berujung pada skandal besar dengan dampak diplomatik yang luas. Menurut laporan The Independent pada Senin 6 Oktober 2025, hubungan tersebut tak hanya menghancurkan reputasi Alam, tetapi juga memicu perdebatan nasional mengenai kekuasaan diplomatik dan hak perempuan.

Hubungan keduanya dimulai pada September 2024. Alam, pemenang Miss Earth Bangladesh 2020, bertemu sang duta besar dalam sebuah acara di Dhaka. Awalnya ia ragu, namun perhatian serta hadiah mewah dari sang diplomat menariknya ke dalam hubungan tersebut.

Dilansir dari Sri Lanka Guardian, Al Duhailan kerap memberikan hadiah seperti perhiasan dan 200 kilogram kurma yang diklaim berasal langsung dari Raja Arab Saudi. Bahkan, ia sempat memberikan cincin berlian dan menyatakan bahwa dirinya telah bercerai.

Meski demikian, Al Duhailan menjelaskan kepada Alam bahwa peraturan diplomatik Saudi melarang pernikahan antara warga negara Arab Saudi dengan perempuan Bangladesh. Pernyataan itu menandakan adanya batas yang tak bisa ia langgar meskipun hubungan mereka tampak intim.

Tak lama setelah hubungan itu berjalan, muncul rumor kehamilan dan aborsi yang membuat reputasi Alam anjlok di mata publik. Di negara yang sangat konservatif, isu tersebut menghantam kariernya secara telak.

Sejumlah merek ternama memutuskan kontrak kerja sama dengannya. Media lokal mulai menyoroti hubungan pribadi sang ratu kecantikan, mengubah kisah cintanya menjadi skandal diplomatik berskala nasional.

Pada 9 April 2025, beberapa petugas berpakaian sipil datang ke rumahnya dengan alasan yang tak jelas. Alam sempat menyiarkan secara langsung melalui Facebook kejadian tersebut sebelum akhirnya dibawa oleh pihak berwenang.

Ia ditahan selama dua hari di lokasi yang dirahasiakan. Dalam penuturannya, Alam mengaku mengalami tekanan psikologis dan dipaksa menghapus video serta menyerahkan kata sandinya kepada penyidik.

Setelah penahanan itu, ia menghadapi berbagai tuduhan hukum, mulai dari penipuan, pemerasan, hingga tuduhan menjebak diplomat asing melalui hubungan pribadi. Kasus ini memperlihatkan tekanan luar biasa yang dihadapi perempuan di tengah sistem hukum dan politik yang kompleks.

Menurut The Independent, penahanan Alam disebut-sebut dilakukan untuk meredam dampak diplomatik yang bisa merusak hubungan antara Bangladesh dan Arab Saudi. Sang duta besar dilaporkan meninggalkan Bangladesh pada hari yang sama saat Alam ditahan dan menghilang dari publik.

Amnesty International mengecam penahanan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap norma hak asasi manusia. Organisasi itu menyebut tindakan terhadap Alam melanggar prinsip-prinsip hukum yang adil.

Sejumlah organisasi hak perempuan di Bangladesh pun menuntut pembebasan dan rehabilitasi reputasi Alam. Mereka menilai kasus ini mencerminkan ketimpangan kekuasaan antara pejabat asing dan warga sipil.

Kasus ini juga menyoroti bagaimana kekebalan diplomatik dapat menjadi tameng bagi perilaku yang tak dapat dipertanggungjawabkan, sementara korban di pihak lain menghadapi konsekuensi sosial dan hukum yang berat. Kisah tragis Meghna Alam menjadi contoh nyata bagaimana hubungan pribadi dengan sosok berkuasa bisa berubah menjadi badai politik dan sosial yang mengubah seluruh hidup seseorang.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X