SMAN Unggulan MH Thamrin Resmi Jadi Sekolah Garuda, Program PHTC Prabowo untuk Cetak Generasi STEM

photo author
- Jumat, 10 Oktober 2025 | 09:54 WIB
Para guru SMAN Thamrin menyambut positif hadirnya Sekolah Garuda yang memberi kesempatan anak-anak afirmasi berkuliah di kampus ternama luar negeri.
Para guru SMAN Thamrin menyambut positif hadirnya Sekolah Garuda yang memberi kesempatan anak-anak afirmasi berkuliah di kampus ternama luar negeri.

Mengerti.id - SMA Negeri Unggulan MH Thamrin Jakarta kini resmi bertransformasi menjadi Sekolah Garuda, salah satu program unggulan dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini dirancang untuk melahirkan generasi muda unggul di bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM) melalui sistem pendidikan yang terintegrasi dan berorientasi hasil.

Para guru di sekolah tersebut menyambut positif transformasi ini. Mereka berharap Sekolah Garuda dapat memperluas jangkauan pendidikan berkualitas di seluruh Indonesia serta membuka peluang bagi pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan studi ke universitas ternama di luar negeri.

Salah satu guru, Nur Cholis, mengaku bangga menjadi bagian dari perubahan ini.
“Dengan program ini, kami berharap anak-anak afirmasi (tidak mampu) juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkuliah di luar negeri seperti mereka yang berasal dari keluarga mampu,” kata Nurcholis di SMAN Unggulan Thamrin, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Mengerti.id, Jumat, 10 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, penerimaan siswa di SMAN Unggulan MH Thamrin dilakukan melalui tiga jalur. Pertama, jalur prestasi, untuk siswa dengan penghargaan di bidang sains. Kedua, jalur afirmasi, ditujukan bagi siswa kurang mampu yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ketiga, jalur umum, yang terbuka bagi warga Jakarta dengan syarat nilai rata-rata minimal 88 pada mata pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan IPA, serta harus lulus seleksi ketat. Dari seluruh pendaftar, hanya 88 siswa diterima setiap angkatan—masing-masing 44 laki-laki dan 44 perempuan.

Nur menambahkan, sistem pembelajaran di sekolah ini mengadopsi tiga kurikulum, yaitu kurikulum internasional Cambridge, kurikulum olimpiade, dan kurikulum nasional.
“Anak-anak di sini sebenarnya sudah memiliki jalan untuk bisa kuliah ke luar negeri. Namun dengan adanya program Sekolah Garuda, kami berharap jalannya semakin terbuka lebar,” harapnya.

Sementara itu, guru Bimbingan dan Konseling Dura Syahrina menyampaikan bahwa program Sekolah Garuda memberi peluang lebih besar bagi para siswa untuk menembus universitas bergengsi di luar negeri, bersaing di tingkat global, dan kembali ke Indonesia untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo yang telah menggagas ide Sekolah Garuda ini. Semoga ke depan, setiap provinsi memiliki Sekolah Garuda sendiri agar semakin banyak anak-anak Indonesia bisa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri,” tutur Dura.

Dura menilai, seperti halnya di Jakarta, banyak daerah di Indonesia yang memiliki anak-anak berpotensi tinggi tetapi belum mendapatkan akses ke pendidikan unggulan. Karena itu, ia meyakini Sekolah Garuda merupakan salah satu solusi untuk menjembatani kesenjangan pendidikan tersebut.

“Saya percaya, di berbagai daerah di Indonesia banyak sekali anak-anak potensial yang seharusnya mendapat kesempatan pendidikan yang lebih luas. Karena itu, harapannya ke depan bisa dibangun Sekolah-Sekolah Garuda di seluruh provinsi agar semakin banyak anak-anak Indonesia yang memperoleh akses pendidikan berkualitas,” ujar Dura.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X