Warga Banyuwangi Demo Tolak Tambang PT BSI, Serukan Penyelamatan Gunung Tumpangpitu

photo author
- Jumat, 14 November 2025 | 10:07 WIB
GRSTP dan tokoh masyarakat Banyuwangi desak pemerintah tinjau ulang izin tambang PT BSI di Gunung Tumpangpitu, sebut pembangunan tak boleh korbankan alam.
GRSTP dan tokoh masyarakat Banyuwangi desak pemerintah tinjau ulang izin tambang PT BSI di Gunung Tumpangpitu, sebut pembangunan tak boleh korbankan alam.

Mengerti.id - Puluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Selamatkan Tumpang Pitu (GRSTP) menggelar aksi demonstrasi menolak aktivitas tambang emas milik PT Bumi Suksesindo (BSI) di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu, 12 November 2025.

Berdasarkan laporan AdaTah.com, massa aksi membentangkan spanduk bertuliskan “Kalian Keruk Gunung, Kami yang Tertimbun Derita! Tumpangpitu Menangis, Rakyat Bangkit” di area lapangan desa, lengkap dengan perangkat sound system di atas truk sebagai pusat orasi.

Spanduk dan poster itu menjadi bentuk protes warga terhadap kegiatan pertambangan PT BSI yang dinilai telah menyebabkan kerusakan lingkungan, berkurangnya sumber air, serta ancaman longsor di wilayah selatan Banyuwangi.

Peserta aksi juga menyerukan agar pemerintah menghentikan eksploitasi di kawasan Gunung Tumpangpitu, yang mereka sebut sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat sekitar.

Dalam aksi tersebut, Ketua Aliansi Setia Nawaksara Indonesia, Raden Teguh Firmansyah, menyampaikan orasi yang menegaskan penderitaan masyarakat akibat aktivitas tambang yang dianggap tidak berpihak pada kelestarian alam.

“Kami berdiri di sini bukan untuk melawan pembangunan, tetapi untuk menyelamatkan masa depan Banyuwangi. Gunung Tumpang Pitu bukan hanya tanah, tapi sumber kehidupan bagi ribuan warga. Jika gunung rusak, rakyat yang tertimbun derita,” ujar Raden Teguh Firmansyah di tengah aksi.

Ia juga meminta pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau kembali izin operasional tambang PT BSI di Gunung Tumpangpitu dan wilayah sekitarnya.

“Pembangunan ekonomi seharusnya tidak dilakukan dengan mengorbankan lingkungan dan hak hidup masyarakat setempat,” tambahnya.

Aksi ini diwarnai seruan moral agar pemerintah lebih berpihak pada rakyat dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi serta kelestarian alam. GRSTP menegaskan bahwa perjuangan mereka akan terus berlanjut hingga tambang yang dianggap merusak lingkungan tersebut dihentikan sepenuhnya.

Warga berharap tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, agar Gunung Tumpangpitu tetap lestari sebagai sumber air dan ruang hidup masyarakat Banyuwangi.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X