news

Krisis China–Jepang Memanas: Tokyo Disebut Berusaha Intervensi Militer di Taiwan

Senin, 24 November 2025 | 10:11 WIB
ilustrasi: Wang Yi menuding Perdana Menteri Jepang melewati garis merah dan mencoba intervensi militer terkait Taiwan. (pixabay/PPPSDavid)

Mengerti.id - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan bahwa sangat “mengejutkan” bagi pemimpin Jepang secara terbuka mengirimkan sinyal yang salah terkait Taiwan. Dilansir dari Reuters Senin 24 November 2025, pernyataan resmi tersebut menjadi yang terbaru dalam rangkaian ketegangan diplomatik yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan.

Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan di situs Kementerian Luar Negeri China, Wang menyebut Jepang telah melewati garis merah yang tidak boleh disentuh. Ia menuding Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi berusaha melakukan intervensi militer terkait Taiwan.

Wang merujuk pada pernyataan Takaichi tanggal 7 November di parlemen Jepang, ketika ia menjawab pertanyaan terkait kemungkinan respons Tokyo terhadap serangan China terhadap Taiwan. Takaichi menyebut bahwa serangan hipotetis tersebut bisa memicu respons militer Jepang.

Ketegangan tersebut berkembang menjadi salah satu krisis diplomatik terbesar antara China dan Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Perselisihan tidak hanya memengaruhi hubungan politik, tetapi juga berdampak pada hubungan perdagangan dan budaya antara kedua negara.

Pada Jumat sebelumnya, China membawa persoalan ini ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyatakan bahwa China akan membela dirinya terkait isu tersebut. Langkah ini menunjukkan bahwa Beijing ingin memperluas tekanan diplomatik melalui jalur internasional.

China secara konsisten menganggap Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil kendali atas pulau tersebut. Sementara itu, pemerintahan Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa masa depan Taiwan hanya bisa ditentukan oleh rakyatnya sendiri.

Sebagai respons atas surat yang dilayangkan China kepada PBB, Kementerian Luar Negeri Jepang pada Sabtu menyebut tuduhan China sebagai hal yang “sepenuhnya tidak dapat diterima.” Jepang menegaskan komitmennya pada perdamaian tetap tidak berubah.

Berbicara kepada media di Afrika Selatan setelah menghadiri KTT G20, Takaichi pada Minggu tidak menanggapi secara langsung pernyataan Wang maupun surat yang dikirimkan China ke PBB. Ia hanya menyampaikan bahwa Jepang tetap membuka ruang dialog.

“Kami tidak menutup pintu. Tetapi penting bagi Jepang untuk menyatakan dengan jelas apa yang perlu disampaikan,” katanya. Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak berbicara dengan Perdana Menteri China Li Qiang selama acara berlangsung di Johannesburg.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan pada Minggu mengecam isi surat yang diajukan China ke PBB. Dalam pernyataannya, Taiwan mengatakan, “The letter not only contains rude and unreasonable content but also maliciously distorts historical facts,” dan menambahkan bahwa surat tersebut melanggar Pasal 2(4) Piagam PBB yang melarang ancaman atau penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional.***

Terkini