news

WhatsApp Terancam Dilarang di Rusia, MAX Wajib Terpasang di Semua Smartphone

Sabtu, 29 November 2025 | 09:37 WIB
Ilustrasi: Rusia dorong migrasi komunikasi digital ke MAX, aplikasi tanpa enkripsi end-to-end yang dikritik berpotensi memfasilitasi pengawasan. (pixabay/Heiko)

Mengerti.id - Badan pengawas komunikasi negara Rusia, Roskomnadzor, pada Jumat 28 November 2025 mengumumkan akan memblokir WhatsApp secara penuh jika layanan pesan tersebut tidak mematuhi peraturan legislatif Rusia, meningkatkan tekanan dalam upaya berbulan-bulan untuk mendorong warga beralih ke platform yang dikendalikan negara.

Regulator menuduh WhatsApp milik Meta Platforms digunakan untuk "organize and carry out terrorist acts in the country, to recruit perpetrators, and for fraud and other crimes against our citizens," menurut laporan kantor berita nasional. Interfax mengutip pernyataan regulator itu: "If the messaging service continues to fail to meet the demands of Russian legislation, it will be completely blocked."

Ancaman tersebut menyusul pembatasan yang diberlakukan pada Agustus 2025 ketika Rusia mulai membatasi panggilan suara dan video di WhatsApp dan Telegram. Otoritas menuduh kedua platform menolak berbagi data dengan aparat penegak hukum dalam investigasi terkait penipuan dan terorisme.

WhatsApp saat itu menanggapi dengan menuduh Moskow berupaya menghalangi puluhan juta warga Rusia mengakses komunikasi yang aman. Human Rights Watch dalam laporannya juga menyoroti bahwa pemerintah Rusia tengah meningkatkan kemampuan teknologi untuk memfasilitasi pemblokiran situs web dan alat penghindaran sensor secara lebih luas.

WhatsApp masih menjadi aplikasi pesan paling banyak digunakan di Rusia dengan sekitar 97 juta pengguna bulanan pada Agustus 2025, berdasarkan data yang dikutip oleh surat kabar bisnis Kommersant. Telegram berada di posisi ketiga dengan 91 juta pengguna.

Sementara itu, otoritas Rusia mendorong penggunaan MAX, aplikasi pesan yang dikembangkan oleh VK, jejaring sosial terbesar di negara tersebut. Sejak 1 September 2025, MAX diwajibkan terpasang secara default pada semua smartphone dan tablet yang dijual di Rusia.

MAX dilaporkan memiliki lebih dari 45 juta pengguna terdaftar, dengan sekitar 18 juta pengguna aktif harian. Kritikus memperingatkan bahwa platform tersebut dapat memfasilitasi pengawasan massal. Aplikasi ini tidak memiliki enkripsi end-to-end dan dikendalikan oleh VK yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan energi negara Gazprom dan Yuri Kovalchuk, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.

Kampanye untuk meningkatkan penggunaan MAX berlangsung agresif di institusi pemerintah dan sekolah, di mana pejabat memerintahkan agar grup komunikasi lingkungan dan bangunan beralih dari WhatsApp dan Telegram ke aplikasi tersebut.

Dilansir Mengerti.id dari CTV News pada 28 November 2025, langkah blokir total WhatsApp menjadi salah satu tekanan digital terbesar pemerintah Rusia terhadap layanan global. Kebijakan ini mencerminkan pola pembatasan akses informasi yang semakin diperluas.

Menurut laporan Reuters pada 13 Agustus 2025, pembatasan digital yang dilakukan pemerintah Rusia selama ini terkait langsung dengan klaim pelanggaran hukum serta dorongan untuk menguatkan kedaulatan digital di dalam negeri.***

Terkini