Mengerti.id – Seiring dengan datangnya musim hujan, risiko penularan penyakit kencing tikus atau Leptospirosis ikut meningkat.
Beberapa hari lalu, ramai diberitakan tentang sejumlah warga di beberapa wilayah Indonesia yang positif terjangkiti penyakit kencing tikus, bahkan ada penderita yang dinyatakan meninggal dunia.
Ada pun penyakit kencing tikus yang disebabkan oleh bakteri Leptospira memang dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani oleh petugas medis.
Baca Juga: Penyakit Kencing Tikus Adalah Apa? Waspadai Penyebab dan Gejalanya!
Karena memang gejala penyakit kencing tikus seringkali disalahartikan sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah.
Beberapa gejala seseorang terjangkiti bakteri penyebab penyakit kencing tikus adalah demam tinggi hingga menggigil, sakit kepala, mual, muntah hingga hilang nafsu makan.
Selain itu, gejala lainnya adalah diare, mata merah, nyeri otot di area betis dan punggung bagian bawah, sakit perut hingga muncul bintik-bintik merah di kulit yang tak dapat hilang ketika kulit ditekan.
Baca Juga: Kuku Rapuh dan Mudah Patah? Hati-Hati Bisa jadi Tanda Penyakit Ini
Keluhan-keluhan di atas biasanya dapat berangsur menghilang setelah 1 pekan. Namun dalam kasus yang jarang, penderita dapat terjangkiti penyakit Leptospirosis tahap kedua.
Penyakit kencing tikus tahap kedua juga sering disebut dengan penyakit Weil yang muncul karena adanya peradangan akibat infeksi.
Gejala penyakit Weil biasanya mulai terasa antara 1-3 hari setelah gejala awal Leptospirosis muncul. Dan setiap penderita akan merasakan gejala berbeda sesuai organ yang terinfeksi bakteri tersebut.
Baca Juga: Khasiat Super Kumis Kucing, Ampuh Atasi Anyang Anyangan hingga Sembuhkan Penyakit Ginjal
Sebagian gejala yang umum dari penyakit Weil adalah deman, penyakit kuning, sulit BAB, pembengkakan di tangan dan kaki.
Penderita juga bisa mengalami pendarahan seperti batuk berdarah atau mimisan, nyeri di dada, sesak napas, jantung berdebar, lemas dan keluar keringat dingin, sakit kepala hingga leher kaku.
