Mengerti.id – Di Indonesia, kesehatan mental masih dipandang sebelah mata. Tak jarang mereka dengan gangguan kesehatan mental dipandang sebagai orang-orang yang kurang ibadah.
Apalagi jika mereka yang sedang mengalami depresi sampai terpikirkan untuk menyakiti diri sendiri atau orang-orang terdekat, seperti anak.
Biasanya orang lain, termasuk keluarga akan mencap mereka sebagai orang yang lemah iman. Bahkan ada juga yang menyebut mereka mendapat gangguan atau mendengar bisikan jin.
Baca Juga: Rekomendasi Podcast Terbaik tentang Kesehatan Mental yang Akan Membantu Anda Melalui Hari-Hari Berat
Miris, namun kenyataannya memang banyak yang menyamakan orang yang sedang depresi atau stres seperti orang-orang dengan gangguan jiwa. Padahal keduanya tidaklah sama.
Padahal, alih-alih tekanan dan tuntutan, yang dibutuhkan oleh mereka yang sedang depresi adalah dukungan dari orang-orang terdekat.
Namun sayangnya, bukan itu yang mereka dapatkan, justru kalimat-kalimat yang menyakitkan hati hingga rasanya ingin sekali menghilang dari dunia ini.
Tetapi, benarkah depresi itu karena mereka lemah iman dan kurang ibadah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari intip penjelasannya, seperti dirangkum Mengerti.id dari berbagai sumber:
Jika menilik dari hasil penelitian Columbia University pada 10 tahun lalu, ditemukan fakta mengejutkan, bahwa agama dan spiritualitas memang merupakan aspek penting dalam kehidupan.
Dengan begitu seseorang dapat menurunkan risiko dan tingkat depresi. Meski begitu, lebih lanjut disebutkan frekuensi ibadah maupun tingginya iman seseorang tidak berpengaruh pada depresi.
Maka tidak heran ada orang-orang yang sangat rajin dalam menjalankan ibadah dan tetap mungkin mengalami gangguan kesehatan mental.
Karena faktanya, gangguan mental dapat menyerang siapa saja, baik itu orang-orang yang kuat iman dan rajin ibadah maupun mereka yang lemah iman dan kurang ibadah.