Begini Komentar Mahfud MD Soal 2 Cucunya yang Masuk RS Karena Keracunan MBG di Yogyakarta

photo author
- Rabu, 1 Oktober 2025 | 10:15 WIB
Ilustrasi: Kasus keracunan MBG menimpa cucu Mahfud MD di Jogja. BGN nonaktifkan 56 SPPG, Presiden Prabowo perintahkan SOP ketat dengan test kit. (Gambar Dibuat dengan AI)
Ilustrasi: Kasus keracunan MBG menimpa cucu Mahfud MD di Jogja. BGN nonaktifkan 56 SPPG, Presiden Prabowo perintahkan SOP ketat dengan test kit. (Gambar Dibuat dengan AI)

Mengerti.id - Dua cucu Mahfud MD dilaporkan mengalami keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta. Keduanya sempat menjalani perawatan di rumah sakit, salah satunya bahkan dirawat hingga empat hari.

"Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja," kata Mahfud MD, dikutip dari YouTube Mahfud MD Official, Selasa 30 September 2025.

Mahfud menyebut cucunya yang keracunan adalah kakak beradik yang bersekolah di tempat yang sama. Ia menuturkan kedua anak tersebut merupakan putra dari keponakannya.

Keduanya sempat dirawat intensif, dengan salah satu di antaranya harus menjalani perawatan selama empat hari di rumah sakit.

Baca Juga: Banyak Kasus Keracunan, KPAI Desak Pemerintah Hentikan Sementara Program MBG

Mahfud kemudian menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kasus keracunan MBG. Ia menegaskan peristiwa ini tidak bisa hanya dilihat dari jumlah korban. "Ini harus diteliti apa masalahnya," ujar Mahfud MD.

Meski demikian, Mahfud menilai MBG tetap merupakan program positif dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia bahkan menyebut MBG sebagai program terbaik yang dijalankan pemerintah. "Mulia menurut saya. Karena kita bayangkan banyak, jutaan anak-anak kita tidak bisa makan," tuturnya.

Mahfud mengajak masyarakat untuk mendukung program MBG. Menurutnya, meski ada masalah seperti kasus keracunan, hal tersebut masih bisa dipahami selama ada langkah perbaikan. Ia menegaskan pentingnya perbaikan tata kelola program agar kasus serupa tidak terulang. "Mendesak diperbaiki tata kelolanya," kata Mahfud MD.

Di sisi lain, Badan Gizi Nasional (BGN) menonaktifkan sementara 56 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terkait dengan kasus keracunan MBG. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyatakan keselamatan anak-anak menjadi prioritas utama.

"Nonaktif sementara ini adalah bagian dari proses evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang. Keselamatan masyarakat, utamanya anak-anak penerima MBG jadi prioritas utama," ujar Nanik S Deyang, Selasa 30 September 2025.

Nanik menjelaskan bahwa keputusan tersebut menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk menentukan langkah lebih lanjut, termasuk sanksi kepada mitra penyelenggara yang terbukti lalai.

"BGN berkomitmen penuh agar insiden serupa tidak terulang kembali. Dengan langkah penguatan pengawasan, kami berharap kepercayaan masyarakat terhadap Program MBG tetap terjaga," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga telah memerintahkan agar seluruh dapur MBG yang dikelola SPPG memiliki alat uji atau test kit. Instrumen tersebut wajib digunakan sebelum makanan didistribusikan.

"Jadi, saudara-saudara, 30 juta (penerima) kita bangga, kita risau masih ada (kasus keracunan), makanya kita tertibkan semua SPPG, semua dapur MBG. Kita sudah bikin SOP, semua alat harus dicuci pakai alat modern dan tidak terlalu mahal untuk membersihkan, untuk membunuh semua bakteri. Kita juga perintahkan semua dapur harus punya test kit, alat uji, sebelum distribusi harus diuji dulu semua, dan langkah preventif lainnya," kata Presiden Prabowo, Senin 29 September 2025.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X