Beijing Ancam Konsekuensi Serius atas Upaya AS Persenjatai Taiwan

photo author
- Minggu, 19 Oktober 2025 | 08:55 WIB
Beijing menuding langkah AS memperkuat kerja sama militer dengan Taiwan sebagai upaya berbahaya yang dapat mengancam perdamaian dan stabilitas global. (Pixabay/OpenClipart-Vectors)
Beijing menuding langkah AS memperkuat kerja sama militer dengan Taiwan sebagai upaya berbahaya yang dapat mengancam perdamaian dan stabilitas global. (Pixabay/OpenClipart-Vectors)

Mengerti.id - Kementerian Pertahanan Tiongkok mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat atas upaya berbahaya untuk mempersenjatai wilayah Taiwan. Melalui juru bicara Zhang Xiaogang, kementerian menegaskan bahwa langkah Washington melanggar prinsip satu Tiongkok dan mengancam stabilitas global. Peringatan ini muncul setelah Kongres AS meloloskan Undang-Undang Pertahanan Nasional (National Defense Authorization Act/NDAA) yang mengalokasikan dana sekitar 1 miliar dolar AS untuk memperkuat kerja sama militer dengan Taiwan.

Dilansir dari CGTN pada Sabtu, 18 Oktober 2025, Zhang menyebut ketentuan dalam undang-undang tersebut sebagai campur tangan terang-terangan dalam urusan dalam negeri Tiongkok. Ia menilai tindakan itu merusak kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan nasional Tiongkok, sekaligus mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.

“Masalah Taiwan adalah garis merah pertama dalam hubungan Tiongkok-AS yang tidak boleh dilanggar,” ujar Zhang. Ia menambahkan bahwa siapa pun yang berusaha melampaui batas ini akan menanggung konsekuensi serius.

Kementerian Pertahanan Tiongkok mendesak AS untuk sepenuhnya mematuhi prinsip satu Tiongkok serta tiga komunike bersama antara kedua negara. Zhang menegaskan bahwa Washington harus memenuhi janjinya untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dan menghentikan segala bentuk interaksi militer dengan pulau tersebut.

Menurut Zhang, langkah AS mempersenjatai Taiwan hanya akan memperburuk ketegangan dan mendorong konflik yang dapat mengguncang tatanan keamanan internasional. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai permainan berisiko tinggi dengan “kartu Taiwan” yang berpotensi membawa konsekuensi fatal bagi hubungan bilateral.

Peringatan keras ini mencerminkan meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington terkait isu Taiwan, yang telah lama menjadi titik utama perselisihan dalam rivalitas strategis kedua negara. Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayahnya, sementara Washington terus memperluas dukungan militer terhadap Taipei.

NDAA yang baru disahkan oleh Kongres AS berisi ketentuan untuk memperkuat pelatihan militer bersama, bantuan keamanan, serta penjualan peralatan militer canggih kepada Taiwan. Langkah ini dinilai Beijing sebagai upaya terselubung untuk mendukung separatisme dan menantang kedaulatan Tiongkok.

Dalam pernyataannya, Zhang memperingatkan bahwa setiap bentuk kolaborasi militer dengan Taiwan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan prinsip dasar hubungan antarnegara. “AS harus menghentikan provokasi semacam ini sebelum terlambat,” tegasnya.

Kementerian Pertahanan Tiongkok juga menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas yang dianggap perlu untuk mempertahankan integritas teritorial dan kedaulatan nasional. Meski tidak merinci tindakan apa yang akan diambil, Zhang menekankan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) siap menghadapi setiap skenario yang mungkin terjadi.

Sementara itu, sejumlah pengamat menilai bahwa peringatan ini menandai eskalasi baru dalam hubungan pertahanan Tiongkok-AS. Sejak tahun lalu, Beijing telah meningkatkan patroli udara dan laut di sekitar Selat Taiwan sebagai bentuk peringatan kepada pihak-pihak yang mendukung kemerdekaan Taiwan.

Hubungan kedua negara juga semakin tegang setelah AS memperluas kerja sama militer di Asia Timur, termasuk dengan Jepang dan Filipina. Beijing memandang langkah tersebut sebagai strategi pengepungan yang mengancam stabilitas kawasan.

Dalam konteks yang lebih luas, pernyataan Tiongkok ini menegaskan kembali sikap Beijing bahwa tidak ada kompromi terkait kedaulatan nasional. “Taiwan bukan bagian dari politik luar negeri, tetapi inti dari kepentingan utama Tiongkok,” kata Zhang.

Menurut laporan yang dikutip Mengerti.id dari Council on Foreign Relations (CFR), isu Taiwan terus menjadi faktor paling sensitif dalam hubungan bilateral antara Tiongkok dan AS. Kebijakan Washington yang mendukung kemampuan pertahanan Taiwan sering kali dianggap Beijing sebagai langkah menuju pengakuan de facto atas kemerdekaan pulau tersebut.

Di akhir pernyataannya, Zhang kembali menekankan agar Amerika Serikat berhenti mengirimkan sinyal keliru kepada kelompok separatis di Taiwan. “Siapa pun yang bermain dengan api di Taiwan, pada akhirnya akan terbakar olehnya,” tutupnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X