Mengerti.id - Gempa bumi yang melanda Kabupaten Garut terjadi pada 13 hari pasca gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hingga berita ini diterbitkan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur setidaknya menelan 334 korban jiwa, delapan orang masih dalam pencarian, 17.864 rumah rusak, puluhan fasilitas umum, sekolah, perkantoran dan tempat ibadah mengalami kerusakan.
Sementara berdasarkan laporan BPBD Jawa Barat, setidaknya enam unit rumah rusak, lima unit rumah terdampak, satu unit sarana pendidikan rusak ringan, dan satu orang korban mengalami luka-luka akibat gempa bumi di Garut.
Baca Juga: Terjadi 6 Kali Gempa di Jember, Penyebabnya Bisa Picu Tsunami Kata BMKG
Lalu muncul pertanyaan, mengapa kerusakan dan korban yang terdampak gempa bumi di Cianjur lebih parah dibandingkan gempa bumi di Garut?
Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa bumi Garut yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 3 Desember 2022 pukul 16.49.41 WIB dengan magnitudo M 6,4 pada kedalaman 118 km.
Sementara, gempa bumi di Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 terjadi pada pukul 13.21.10 WIB, dengan magnitudo M 5,5 kedalaman 10 km.
Jika merujuk pada uraian di atas, maka bisa jadi faktor kedalaman pusat gempa menjadi salah satu faktor mengapa kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi Cianjur lebih kuat.
Baca Juga: Terbaru, BPBD Jawa Barat Rilis Satu Orang Korban Luka-luka Akibat Gempa Bumi Garut
Selanjutnya menurut keterangan Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG salah satu faktor kerusakan bangunan karena gempa bumi adalah titik kedalaman pusat gempa yang dangkal.
“Kenapa gempa itu sangat merusak? Karena dikontrol oleh faktor kedalaman pusat gempa yang dangkal sekitar 11 kilometer. Bahkan gempa-gempa susulan ada yang hanya lima kilometer,” kata Dwikorita dikutip oleh Mengerti.id dari Antaranews pada 2 Desember 2022.
Selain itu, ia juga menjelaskan terdapat empat faktor yang menjadi penyebab kerusakan bangunan pasca gempa bumi
"Jadi, ada empat faktor sebetulnya yaitu kedalaman, kondisi tanah, kondisi topografi, dan kondisi struktur," ujar Kepala BMKG Dwikorita.
Baca Juga: Apakah Fenomena Terdamparnya Ikan-Ikan di Pantai Mutiara Tanda Gempa? Ini Penjelasan BMKG