Mengerti.id - Korea Selatan bertemu Amerika Serikat pada hari Selasa yang lalu guna membahas bergabungnya negeri ginseng tersebut dalam operasi nuklir AS.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan aliansi dalam menghadapi ancaman nuklir dari Korea Utara.
Namun Amerika Serikat menyatakan bahwa opsi untuk mengadakan latihan nuklir bersama Korea Selatan tidak dapat dilakukan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Nafa Urbach, Artis Lawas yang Berniat menjadi Caleg Anggota DPR RI di Pemilu 2024
Pernyataan tersebut dikonfirmasi oleh Kantor Kepresidenan Seoul setelah Presiden AS, Joe Biden membantah dengan tegas latihan nuklir bersama Korea Selatan.
Gedung putih juga menambahkan latihan dengan Korea Selatan telah didiskusikan sebelumnya melalui berbagai rapat tanpa membahas latihan nuklir.
Bantahan Presiden Joe Biden terhadap pertanyaan tersebut menjadi tanda tanya besar apakah Amerika Serikat dan Korea Selatan masih berada dalam jalur yang sama.
Menurut sekretaris Presiden Korsel Kim Eun-hye menyatakan bahwa Korsel dan AS telah berdiskusi mengenai perencanaan yang akan dilakukan bersama-sama dalam pengoperasian aset nuklir AS dalam melawan senjata nuklir Korut.
Beberapa pejabat Korsel berpendapat bahwa Korea Selatan harus melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat dalam perencanaan, pembagian intelijen, pelatihan dalam mengelola senjata nuklir AS di Korsel.
Opsi pelatihan nuklir bersama Korsel-AS belum menjadi agenda utama pembahasan bilateral kedua negara tersebut.
Baca Juga: Apa Agama Marcus Rashford? Inilah Profil dan Biodata Penerus CR7 Baru di Manchester United
Amerika Serikat telah lebih dulu melakukan latihan nuklir bersama. negara-negara sekutunya yang tergabung dalam NATO dalam operasi yang disebut Steadfast Noon.
Steadfast Noon merupakan latihan tahunan selama dua minggu berturut-turut bagi negara-negara anggota NATO dalam menangani senjata nuklir.