Mengerti.id - Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar di media sosial tentang asal usul nama Toyota Kijang.
Sejumlah postingan di media sosial menyebut bahwa Kijang merupakan singkatan dari 'Kerjasama Indonesia Jepang'. Benarkah begitu?
Seperti diketahui, Kijang menjadi salah satu mobil dari Toyota yang paling sukses menggaet hati masyarakat Indonesia sejak kemunculan pertamanya pada 1988 silam.
Kehadiran Toyota Kijang di Indonesia dipengaruhi oleh dua faktor penting yang tak dapat dilepaskan dari sejarahnya.
Baca Juga: Toyota Kijang Super Hingga Innova Zenix, Jadi Cetak Biru Mobil Keluarga Indonesia
Pertama dari sisi regulasi, kala itu di Indonesia terdapat program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS) yang dicanangkan oleh pemerintah di awal tahun 1970-an.
Selanjutnya, Toyota global pun memang mencanangkan program Basic Utility Vehicle (BUV) yang sudah diawali di Filipina dengan Toyota Tamaraw.
Perlu diketahui bahwa Toyota Kijang memang debut pada tahun 1997, tapi proses RnD mobil yang satu ini telah berjalan beberapa tahun sebelumnya.
Misalnya saja saat Toyota menunjukkan "prototipe" Toyota Kijang di Jakarta Fair 1975 yang dibawa oleh Mikio Nomura (GM Divisi Penjualan Toyota). Kemudian melalui serangkaian tes di kota-kota di pulau Jawa, sebelum akhirnya debut di 9 Juni 1977 di Hotel Hilton, Jakarta.
Lantas, bagaimana asal usul penamaan Toyota Kijang? Dari mana asalnya? Dan kenapa di media sosial lahir istilah bahwa Kijang merupakan akronim dari Kerjasama Indonesia Jepang?
Promedia x BincangBincangMobil telah merangkum dari tiga sumber mengenai nama tersebut, yaitu press release resmi Toyota di tahun 1977, buku Meniti Tali Generasi: 30 Tahun Kijang Menyatukan Setiap Keluarga yang dirilis tahun 2007, dan rilis resmi PT Toyota Astra Motor di tahun 2022 saat usia Toyota Kijang tepat 45 Tahun.
Berdasarkan ketiga sumber ini, diketahui bahwa proses penamaan Kijang diawali oleh ide penamaan mobil BUV Toyota dengan nama "Kancil".
Penamaan ini pun berkaitan dengan Toyota Tamaraw di Filipina yang diartikan sebagai Kerbau.
Kemudian, timbul pertimbangan tentang nama Kancil yang dianggap berkonotasi negatif. Pasalnya, pada dongeng anak-anak terdapat kalimat "si Kancil anak nakal, suka mencuri ketimun".
