Makna Sosok Semar dan Gareng pada Hiasan Dawet Ayu Khas Banjarnegara, Gambar yang Jadi Harapan Banyak Penjual

photo author
- Rabu, 4 Oktober 2023 | 12:31 WIB
Ilustrasi. Makna sosok Semar dan Gareng pada hiasan dawet ayu khas Banjarnegara (Freepik/Piksel Mentah.com)
Ilustrasi. Makna sosok Semar dan Gareng pada hiasan dawet ayu khas Banjarnegara (Freepik/Piksel Mentah.com)

Mengerti.id - Salah satu kuliner khas Banjarnegara yang menjadi favorit khalayak ramai yaitu dawet ayu. Rasanya yang manis, gurih, dan segar menjadi daya tarik untuk menikmatinya.

Meskipun dawet ayu merupakan minuman khas Banjarnegara. Namun, keberadaannya dapat ditemukan di mana saja..

Penjual minuman ini sering temui di kanan kiri jalan, pasar tradisional, maupun resto tempat makan. Dawet ayu hampir tersebar di seluruh kota sekitar Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga: 11 Masakan Khas Bengkulu yang Dikenal Lezat, Jadi Menu Wajib yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Plesiran

Keberadaan minuman ini dapat diketahui dari beberapa cirinya yang khas, di luar tulisan ‘jual dawet ayu. Pertama, penjualnya akan melengkapi alat jualannya dengan pikulan.

Pikulan berupa kayu yang dapat menghubungkan wadah satu dengan wadah yang lainnya sehingga wadah tersebut menjadi satu kesatuan.

Konon dulu penjual minuman ini menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki dan memikul wadah tersebut.

Kedua, terdapat kain berwarna hijau dengan sosok Semar dan Gareng pada tempat jualannya. Di mana dua sosok ini termasuk tokoh Punakawan dalam legenda pewayangan Jawa.

Jika kosa kata terakhir dua sosok tersebut digabungkan maka akan diperoleh kata mareng.

Istilah kata mareng dalam bahasa Jawa berarti datang, yang diartikan peralihan datangnya musim kemarau dari musim penghujan.

Baca Juga: 8 Drakor Romantis 2023: Sukses Buat Baper Penonton, Raih Rating Tinggi hingga Diminta Ada Season Lanjutan

Sosok Semar dan Gareng yang digunakan merupakan lambang pengharapan agar kondisi saat berjualan tetap mareng, yakni tetap datang.

Atau dengan kata lain, penjual berharap kondisi yang ideal saat berjualan. Tidak hujan dan tidak juga panas terik.

Kenapa zaman dahulu penjual minuman ini tidak berharap cuaca panas terik? Karena dahulu mereka berjualan tanpa es batu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iksan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X