Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW diketahui lahir dari rahim Sayyidah Aminah, pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib.
Rasululah SAW sendiri lahir tanpa didampingi ayah kandungnya yang meninggal ketika Nabi Muhammad SAW masih berada dalam kandungan sehingga kakeknya pun berperan dalam memberikan nama.
Sementara itu, permulaan hidup Rasulullah SAW tidak selalu mulus, ibundanya pun meninggal ketika beliau masih berumur 6 tahun yang menjadikannya diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Nabi Muhammad SAW pun mulai menggembala kambing selang dua tahun sepeninggalan ibunya dalam upaya meringankan beban ekonomi paman.
Selain itu, diketahui juga menggembala kambing ini membuatnya mudah merenung karena berada di padang luas merupakan salah satu kesukaan beliau.
Perjuangan hidupnya terus berlanjut hingga usia 12 tahun, beliau ikut Sayyid Abu Thalib yang melakukan perdagangan ke Syam untuk berdagang.
Barang dagangan Rasulullah SAW sendiri diambil dari Sayyidah Khadijah sementara Maisaroh menjadi budak yang mendampingi Nabi Muhammad SAW berdagang.
Keuntungan yang diraup membuat Rasulullah SAW mampu berdagang hingga belahan dunia lainnya seperti Yordania, Bahrain, Bursa, Irak, dan lainnya.
Di usia 40 tahun atau tepatnya pada 17 Ramadhan 670 Masehi, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertamanya di Gua Hira melalui Malaikat Jibril.
Hal itu yang membuat kisah hidupnya semakin berguncang dengan dakwah Islam bersama wahyu-wahyu turunan Allah SWT selama 23 tahun secara bertahap.
Di Mekkah, dakwah keislaman yang dilakukan cenderung tertutup dan diam-diam melalui mulut ke mulut dari keluarga, saudara, hingga kerabat dekat.
Hal ini mengingat ketika dilakukan secara terang-terangan, Rasulullah SAW justru mendapat banyak ancaman, hambatan, tentangan, pengusiran, hingga pendustaan.
Sementara itu, pada 2 Rabiul Awwal tahun ke-13 kenabian, Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah dan melakukan dakwah di sana.
Baca Juga: Profil Muhammad Fardhana, Biodata Tunangan Ayu Ting Ting: Agama, Akun IG, Tempat Tugas