Mengerti.id – Banyak penjelasan tentang alasan atau penyebab tahun baru Islam selalu diidentikkan dengan malam satu Suro.
Bagi umat Islam awal Muharram adalah penanda ketika Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah. Sedangkan bagi masyarakat Jawa, 1 Suro merupakan sebuah permulaan dari Keraton dalam memperkenalkan sistem kalender Islam.
Selain itu, dinamakan satu Suro karena mengacu pada kata dalam bahasa Arab yaitu Asyura. Oleh karenanya untuk memudahkan dalam menyebut sebuah tradisi yang sakral.
Baik dalam keyakinan Islam maupun masyarakat Jawa, bulan tersebut dianggap suci dan terdapat pantangan-pantangan selama hari tersebut.
Bagaimana sejarahnya malam satu Suro identik dengan tahun baru Islam dan apa saja alasannya? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.
Sejarah
Mengapa tahun baru Islam selalu diidentikkan dengan malam satu Suro? Karena awal tahun dalam sistem penanggalan Jawa bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriah.
Awal mula tradisi malam satu Suro pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Kala itu Kesultanan Mataram di bawah kepemimpinannya sukses meraih kejayaan awal abad ke-17.
Beliau adalah sosok yang memperkenalkan agama Islam pertama kalinya di tanah Jawa yang kebanyakan masyarakatnya masih menganut tradisi Hindu.
Tahun 1625 Masehi adalah masa di mana Sultan Agung mulai mengganti sistem penanggalan Saka menjadi sistem kalender komariah yang sejalan dengan tahun hijriah.
Pada catatan sejarah lainnya, ada sosok Sunan Giri yang disebut juga sebagai pencetus penyesuaian antara kalender jawa dan kalender hijriah.
Kemudian pada masa penjajahan Belanda, Sulta Agung ingin semua rakyatnya bersatu melawan penjajah.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Islam, Ini 4 Masjid di Jakarta yang Bisa Dikunjungi untuk Wisata Religi