Mengerti.id - Pada malam 1 Rajab dipercaya masyarakat NU sebagai malam yang penuh mustajab, yaitu malam terkabulnya semua doa. Masyarakat NU berlandaskan pada hadits berikut:
خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاءُ: لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْعِيدِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ
Artinya: “Ada lima malam yang doa tidak akan tertolak pada malam itu, yaitu malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya’ban, malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Baihaqi)
Karena itu, di kalangan NU banyak sekali amalan-amalan pada malam 1 Rajab. Mulai dari sholat, dzikir, doa, sholawat, hingga amalan penarik rezeki.
Baca Juga: Amalan Malam 1 Rajab 2023 Lengkap dengan Keutamaannya
Namun demikian, sebagian orang ada yang menganggap bahwa hadits di atas dihukumi dhaif atau palsu. Bagaimana penjelasan ulama Ahlussunah?
Berikut beberapa pendapat ulama terkait hadits malam 1 Rajab yang populer di masyarakat:
1. Dr. Muhammad Al Syahat Al Jundy, anggota Lembaga Majma' Al Buhuts Al Islamiyyah, mengatakan bahwa hadits '5 malam yang doa tidak tertolak' bukan hadits dari Rasulullah SAW.
Beliau menuturkan bahwa hadits tersebut berasal dari Abu Umamah Al Bahily. Beliau juga menuturkan bahwa hadits di atas tidak pernah diriwayatkan oleh ulama ahli hadits.
Hadits di atas ada pada riwayat Ad-Dailami dalam Musnad Al Firdaus juz 2 halaman 196 dan riwayat Ibnu 'Asakir dalam Tarikh Dimasqah juz 10 halaman 408, yang sanadnya terdapat Ibrahim bin Abi Yahya yang diragukan kredibilitasnya.
2. Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis di atas merupakan perkataan sebagian sahabat atau tabiin.
Syaikh Abdur Razaq menuturkan dalam kitab Mushannaf bawa hadis tentang malam 1 Rajab itu termasuk hadits yang mauquf kepada Ibnu Umar.
Imam Baihaqi menuturkan juga dalam kitab Assunan Al Kubra bahwa hadits di atas mauquf kepada Abud Dardak. Namun sebagian sanadnya ada yang dhaif.