Mengerti.id - Memasuki bulan Rajab, di Indonesia mulai ramai diadakan majlis pembacaan kitab Shahih Bukhari. Dan biasanya pembacaan kitab ini juga dikhatamkan di bulan yang sama.
Awalnya majis pembacaan kitab Shahih Bukhari saat bulan Rajab ini hanya diikuti oleh kalangan khusus, misalnya dari golongan santri atau dari keluarga yang dekat dengan pesantren.
Tapi saat ini, semakin banyak masyarakat umum yang ikut menghadiri majlis khatam Shahih Bukhari, hal ini didorong dari semangat masyarakat untuk ikut mendapatkan keberkahan dari pembacaan kitab hadits Shahih Bukhari.
Kemudian banyak yang mulai bertanya, dari mana datangnya tradisi ini, dan mulai kapan dimulainya. Berikut pembahasannya.
Pengarang kitab Shahih Bukhari
Imam Bukhari Imam Bukhari lahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H. Beliau juga sering dipanggil sebagai Amirul Mukminin Fil Hadits atau pemimpin kaum mukmin dalam hal ilmu Hadist.
Baca Juga: Profil dan Biodata Rachel Vennya, Lengkap: Agama, Umur, Anak, hingga Perjalanan Karir
Beliau memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi. Beliau telah ditinggal wafat ayahnya semenjak kecil.
Ketika kecil, beliau juga menderita sakit, sehingga kedua matanya menjadi buta. Akan tetapi, ibunya senantiasa mendoakan dan membaca sholawat Ibrahimiyah dengan niat kesembuhan bagi anaknya. Hingga suatu malam, ibunya bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, dan beliau mendoakan kesembuhan bagi Imam Bukhari kecil, dan paginya Imam Bukhari sudah bisa melihat dengan normal.
Beliau adalah seorang yang kuat hafalannya, dan sudah hafal al-Qur'an dan banyak kitab hadits semenjak usia beliau. Kemudian di usia 16 tahun, beliau oergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Baca Juga: Sujiwo Tejo Agama Apa? Simak Profil dan Biodata Pemeran Film Mangkujiwo 2, Suka Baca Mantra
Selesai haji, beliau tetap tinggal di Makkah untuk menuntut ilmu lebih jauh kepada para ulama besar di sana. Dan pada usia 18 tahun, beliau melanjutkan perjalanan ke Madinah untuk menuntut ilmu kepada para ulama di sana.
Beberapa kota yang didatangi Imam Bukhari untuk menimba ilmu ataupun untuk bertemu dengan guru-gurunya antara lain: Makkah, Madinah, Syam, Baghdad, Wasit, Basrah, Bukhara, Kufah, Mesir, Harah, Naisabur, Qarasibah, Asqalan, Himsh, Khurasan, dan seterusnya.