Pernah Menjadi Tetangga Letjen MT Haryono, Indro Warkop Jadi Saksi Hidup Ketegangan G30S PKI

photo author
- Selasa, 26 September 2023 | 20:02 WIB
Kisah Indro Warkop pernah menjadi saksi hidup ketegangan G30S PKI (Instagram/@indrowarkop_asli)
Kisah Indro Warkop pernah menjadi saksi hidup ketegangan G30S PKI (Instagram/@indrowarkop_asli)

Mengerti.id – Aktor kawakan Indro Warkop ternyata pernah hidup pada era Gerakan 30 September yang meletus di Jakarta pada tahun 1965.

Bahkan ia memiliki sepotong kenangan, Indro Warkop saat itu masih berusia tujuh tahun dan tinggal di daerah Prambors (Jalanan Prambanan, Mendut, dan Borobudur).

Seperti diketahui daerah Prambors pernah menjadi kawasan tinggalnya salah satu korban G30S PKI, yakni Letnan Jenderal Angkatan Darat, M.T. Haryono.

Baca Juga: Drakor Twinkling Watermelon Kapan Tayang? Ini Sinopsis, Link Nonton Streaming dan Jadwal Rilis

Melansir dari Antaranews, sang aktor menceritakan bahwa ia mendengar suara tembakan pada subuh dini hari.

Pada saat itu, ayah Indro merupakan Inspektur Jenderal Moehammad Oemargatab saat itu ia menjabat sebagai Kepala DPKN (Dinas Pengawasan Keamanan Negara, saat ini menjadi Intelkam Polri).

Tak lama setelah mendengar adanya pergerakan G30S PKI terjadi, tempat tinggal kawasan Indro Warkop diperketat.

Ternyata selain M.T Haryono, kawasan tersebut juga dihuni oleh sejumlah petinggi Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, polisi hingga duta besar negara asing.

Indro juga menceritakan bahwa ada banyak pasukan, bahkan panser ada tiga. Ia juga mengungkapkan bahwa memang daerah Prambors dihuni oleh para pejabat pemerintahan.

Yakni 4 Jenderal Angkatan Darat, 4 Jenderal Polisi, 4 Jenderal Angkatan Udara dan Angkatan Laut, yang kebetulan memang masing-masing berjumlah 4 orang, sekaligus 4 duta besar.

Baca Juga: Sederet Fakta Lee Sang Yeob, Pemain Drakor Populer yang Berencana Menikahi Non Seleb Tahun Depan  

Bahkan Indro juga masuk ke sebuah mobil jeep dengan alasan demi sebuah keamanan, bahkan sudah tidak diperbolehkan keluar meski masih jam 6 sore.

Pada saat itu suasana sangat menegangkan, dimana para pejabat dilarang memakai baju dinasnya.

Para petinggi tersebut hanya boleh menggunakan sebuah pita yang dipakai di baju mereka sebagai penanda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Ratna Sofia Susilawati

Sumber: Antaranews

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X