Kasus Dugaan Bullying di SMAN 3 Takalar Sulawesi Selatan, Oknum Guru: Kamu Itu Anak Petani Bukan Anak Panglima

photo author
- Jumat, 6 Oktober 2023 | 13:29 WIB
Terjadi kasus dugaan bullying di SMAN 3 Takalar oleh oknum guru kepada murid (Instagram/@smantigatakalar)
Terjadi kasus dugaan bullying di SMAN 3 Takalar oleh oknum guru kepada murid (Instagram/@smantigatakalar)

Mengerti.id - Beredar luas sebuah video rekaman yang menunjukan aksi dugaan bullying yang dilakukan oknum guru di SMAN 3 Takalar, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Video kasus bullying di SMAN 3 Takalar tersebut viral di group-group WhatsApp soal perkataan seorang oknum guru terhadap salah satu muridnya.

Dalam video yang juga viral di medsos ini, oknum guru SMAN 3 Takalar itu menyebut salah satu muridnya sebagai anak petani dan bukan anak panglima.

Baca Juga: Kronologi Ali Fatkhur Guru MA Yasua Demak Dianiaya Murid hingga Luka Parah dan Kritis di Rumah Sakit

"Kamu itu anak petani bukan anak panglima," sebut oknum guru dalam video seperti dikutip Mengerti.id dari Instagram @kodil_027 pada Jumat, 6 Oktober 2023.

Sontak kalimat tersebut mendapat reaksi keras dari para siswa yang mengatakan bahwa pekerjaan sebagai petani jelas halal dan tidak jadi masalah.

Video berdurasi 1 menit 35 detik diwarnai dengan adu mulut dan keributan antara oknum guru dan para siswa.

Bahkan beberapa siswi perempuan histeris saat beberapa siswa laki-laki mengepung oknum guru tersebut.

Sebagian besar siswa memilih keluar ruang kelas, meskipun akhirnya kembali masuk ke dalam kelas saat suasana sudah mulai mereda.

Dari sumber yang didapat Mengerti.id, peristiwa yang terjadi di Kelas 12 SMAN 3 Takalar tersebut viral sejak Kamis, 5 Oktober 2023.

Beberapa pihak yang dikonfirmasi awak media menyebut bahwa masalah kasus dugaan bullying tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca Juga: Sosok Mohammad Arif Guru Dimutasi di Pamekasan, Diduga Gegara Tolak Aturan Kepsek: Toilet Siswa Berbayar

Oknum guru SMAN 3 Takalar mengaku menyesal dan memohon maaf atas perkataan di luar kendali yang membuat siswa-siswi merasa kesal.

Sementara itu para siswa menuntut agar oknum guru tersebut tidak lagi mengajar di kelas mereka sebagai syarat diterimanya permohonan maaf.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agung Wiyono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X