Kapan Hari Tanpa Bayangan 2023 di Bandung? Cek Jadwalnya dari BMKG dan Persiapan untuk Mengamatinya

photo author
- Selasa, 10 Oktober 2023 | 15:31 WIB
Ilustrasi. Jadwal dan persiapan menyaksikan Hari Tanpa Bayangan di Bandung 2023 berdasarkan BMKG. (Freepik/evening_tao)
Ilustrasi. Jadwal dan persiapan menyaksikan Hari Tanpa Bayangan di Bandung 2023 berdasarkan BMKG. (Freepik/evening_tao)

Mengerti.id - Hari Tanpa Bayangan kembali menyapa masyarakat Indonesia pada 2023. Bandung menjadi salah satu kota yang akan mengalami fenomena tersebut.

Beberapa kota seperti Indramayu, Karawang, Jakarta, dan Bekasi sudah menyaksikan Hari Tanpa Bayangan pada Minggu, 9 Oktober 2023.

Sementara warga yang tinggal di Cibinong, Bogor, dan Depok dapat mengamati Hari Tanpa Bayangan pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Baca Juga: Kapan Gempa Megathrust Terjadi? Simak Penjelasan Anggota Komisi V DPR RI dan Kepala BMKG dalam SLG

Penjelasan terkait fenomena ini telah dijelaskan melalui website resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hari Tanpa Bayangan di Bandung

Dilansir tim Mengerti.id dari akun Instagram @bmkgbandung, warga Bandung dapat menyaksikan Hari Tanpa Bayangan pada Rabu, 11 Oktober 2023.

Adapun waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada pukul 11:36 WIB lewat 27 detik atau beberapa menit sebelum sholat zuhur.

Pada hari tersebut, bayangan dari objek yang biasanya muncul di permukaan tanah akan ‘hilang’ saat seseorang berdiri di bawah matahari.

BMKG menjelaskan, peristiwa ini terjadi saat matahari berada di posisi tertinggi di langit. Deklinasinya pun sama dengan lintang pihak pengamat.

Baca Juga: Kronologi Bunyi Misterius dari Dalam Bumi Hebohkan Warga Sumenep Jawa Timur

Disebut juga sebagai Kulminasi Utama, posisi matahari yang berada tepat di atas kepala pengamat (titik zenit) menghasilkan bayangan tegak lurus karena bertumpu dengan objek.

Bidang rotasi (ekuator) Bumi yang tak berimpit dengan bidang revolusi (ekliptika) membuat posisi matahari dan planet terus berubah sepanjang tahun, tepatnya dari 23,5 derajat LU sampai 23,5 derajat LS.

Di Indonesia, fenomena ini bisa terjadi dua kali setahun saat matahari berada tak jauh dari garis khatulistiwa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iksan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X