Mengerti.id - Beredar di media sosial video hingga viral, warga Sampang, Madura marah-marah kepada para KPPS karena tidak menerima undangan mencoblos.
Dari videonya diketahui aksi protes itu dilakukan disebabkan warga Sampang, Madura tidak menerima undangan mencoblos sampai pukul 20.26 WIB Selasa, 13 Februari 2024.
Sementara tanggal 14 Februari 2024 secara serentak seluruh warga di Indonesia mendapat hak pilih untuk mencoblos calon presiden dan legislatif di pemilu.
Teriakan para warga di video yang menggunakan bahasa Madura pun nampak heboh meminta undangan mencoblos pemilu kepada para KPPS hingga melakukan pengancaman.
Tak sekedar ancaman biasa, para warga pun mengancam akan membakar rumah KPPS apabila surat undangan tidak segera dibagikan.
Bahkan salah satu warga ada yang menduga kalau surat suara sudah dicoblos sendiri oleh KPPS setempat setelah memberikan uang Rp100 ribuan.
Setelah Tim Mengerti.id melakukan penelusuran, kejadian tersebut tepatnya terjadi di TPS 21 Desa Gunung Kesan, Karang Penang, Sampang, Madura.
Usai viral, Hasyim Asy'ari selaku ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi kabar bahwa video yang beredar di media sosial tersebut adalah hoax.
Hasyim Asy'ari menegaskan bahwa video itu hanyalah kesalahpahaman antara warga dengan KPPS setempat.
Berdasarkan penjelasannya, kronologi kejadian itu bermula ketika KPPS sedang mendirikan TPS di malam hari 13 Februari 2024.
Namun tiba-tiba warga mendatangi mereka, dan marah-marah kepada KPPS hingga menduga sudah mencoblos sendiri surat suara.
Meski sudah mendapat penjelasan dari pihak KPPS yang ada di tempat, para warga Sampang, tak mempedulikan dan terus marah-marah.
Parahnya ada empat buah bilik suara dan tiga orang KPPS pun turut dibawa para warga Desa Gunung Kesan, Sampang, Madura.