Mengerti.id - Tidak semua lagu Arab adalah “Qasidah” atau “sholawatan” sebagaimana yang dijelaskan oleh Lora Ismail dalam akun Facebooknya, Muhammad Ismael Al-Kolilie, salah satu ulama muda asal Bangkalan.
Beliau bercerita, suatu malam, sekitar pukul tiga dini hari, beliau mendengar "pujian" menjelang subuh dari musholla dekat rumahnya. Namun, yang disenandungkan bukanlah sholawatan atau Qasidah, melainkan lagu cinta viral yang disalahartikan sebagai Qasidah Religi.
Contohnya, lirik lagu “Habbaitakk.. Yauma Laiina.. Alaa Baalii walam Tazaalii” yang dinyanyikan di tempat ibadah.
Lagu ini, sebenarnya merupakan lagu cinta dan jauh dari kata religius. Ini menunjukkan fenomena di mana lagu-lagu cinta Arab dianggap sebagai sholawat hanya karena berbahasa Arab.
Contoh Lagu Arab yang Disalahartikan
1. Habbaitak dan Ala Bali
- Lagu “Habbaitak” adalah karya Mohamed Hamaki dari Mesir, menceritakan tentang cinta yang tersembunyi.
- "Ala Baali" dinyanyikan oleh Shiren Abdel Wahab bercerita tentang cinta dalam diam.
Kedua lagu ini sering dinyanyikan di acara keagamaan, meskipun tidak memiliki makna religius.
2. Qaddukal Mayyas
- Lagu ini dipopulerkan oleh Sabah Fakhri, lagu ini menggambarkan pinggang ramping seorang wanita dengan kata-kata yang cukup vulgar.
Mengaitkan lagu ini dengan Qasidah “Ya Rasulullah” sangatlah tidak pantas.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Menggunakan Inhaler saat Berpuasa? Ini Penjelasan Lora Ismael Al Kholilie
Pentingnya Memahami Lirik
Banyak orang menganggap bahwa semua lagu berbahasa Arab adalah religius. Padahal, menurut ulama, lirik lagu sangat menentukan hukum halal-haramnya.
Syaikh Mustafa Al-Maraghi menekankan bahwa lagu yang membangkitkan hasrat dan mengandung konten vulgar adalah haram.
Pentingnya Mengetahui Arti Lagu